KODE ETIK IKHWAN AKHWAT?

ndah, adalah suatu pernyataan relatif. Artinya tidak semua orang berpendapat sama tentang keindahan sesuatu hal. Ada poin-poin pribadi yang melatari sebuah kecintaan. Hal yang tidak menjadi persengketaan adalah masing-masing diri memiliki kecenderungan hati untuk senantiasa mencintai keindahan.

Era kebebasan wanita yang terkadang (pastinya telah) disalah-gunakan pihak yang berkedok perjuangan sesat kesetaraan wanita, secara sengaja ataupun tidak telah membuka ‘kran’ fitnah. Fitnah yang bertopeng keindahan, berwujud kecenderungan bernama cinta.

Adalah hal yang sudah tidak jarang kita lihat, percakapan ikwan akhwat tanpa hijab, tanpa muhrim dan dibumbui dengan senda gurau yang “dipaksakan” . Bukanlah hal baru, beberapa tahun yang lalu, sebuah majalah dakwah mengungkap adanya fenomena “CBSA” (Cinta Bersemi Saat Aktif) yang menjalari para aktivis dakwah kampus. Menurut majalah itu, trisno jalaran soko kulino (cinta hadir karena terbiasa) lah penyebab “VMJ” (Virus Merah Jambu) tersebut.

Begitulah, memang adanya. Berawal dari niatan yang ikhlas, dakwah, menyelesaikan masalah umat, tetapi saat jiwa lengah, tiba-tiba berubah haluan menjadi pemuja berhala bernama cinta. Bermula dari pertemuan yang “terpaksa” karena tujuan mulia hingga menjadi terbiasa, dan puncaknya ketika tak berjumpa, hati merana, merasakan kehilangan, sendiripun menjadi hal yang tak biasa.

“Kesalahan” ini merupakan tanggungjawab bersama, tidak hanya menjadi PR bagi akhwat saja atau ikwan saja. Untuk “menyembuhkan” harus ada pihak yang merasa bersalah, mau “bertobat”, dan pihak yang menciptakan lingkungan kondusif (untuk menjaga hati). Tak bijak rasanya, bila menyalahkan interaksi antara keduanya. Karena semenjak diutusnya nabi Adam hingga nabi penghujung, Muhammad SAW, telah dikisahkan interaksi antara keduanya (ikhwan akhwat) , yang menandakan kebolehan adanya.
 

Dalam Al-quran dikisahkan interaksi antara nabi Musa muda dengan dua akhwat, putra Nabi Syu’aib. Nabi Musa bertanya tentang keperluan mereka dan mereka menjawab secara wajar, Nabi Musa pun akhirnya membentu mereka dengan sopan. Seperti yang dikisahkan dalam Al-Quran dalam Q.S Al-Qashas ayat 23 hingga 26.
 

Demikian pula kisah Maryam, Al-Quran mengkisahkan Nabi Zakaria masuk mihrab yang dihuni oleh Maryam, kemudian beliau berinteraksi dengannya.

“Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Alloh menjadikan Zakaria pemeliharaannya. Setiap Zakaria  masuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan disisinya. Zakaria berkata, ‘ Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?’ Maryam menjawab, ‘Makanan itu dari sisi Alloh.’Sesungguhnya ALloh memeberi rizki kepada siapa yang dikehendakiNya tanpa hisab .” (QS Ali Imron: 37).
 

Ummu Hani binti Abu Thalib berkata, “ AKu pergi menemui Rasululloh Saw pada tahun penaklukan kota Makkah, lalu aku ucapkan salam kepada beliau. Beliau menjawab, “Selamat datang Ummu Hani”. AKu berkata ,” Wahai Rosululloh , saudaraku Ali mengaku bahwa dia seang memburu laki-laki yang telah aku lindungi keselamatannya, yaitu Fulan bin Hubairah’. Rasululloh saw bersabda, “ Akulah yang akan melindungi orang yang kamu lindungi, wahai ummu Hani.” (HR. Bukhari dan Muslim).
 

Demikianlah interaksi antara ikhwan akhwat, bukanlah hal yang tabu di kalangan pendahulu kita. Hanya saja, etika yang dimasanya mereka tegukkan kokoh yang telah (mungkin) kita hafal di luar kepala, kini cair hingga tak terbekas dalam amalan nyata . Hal tersebut adalah :

1. Menutup aurot

“… dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya. Kecuali yang (biasa) Nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya ..” (QS. AN-Nur : 31)

Tujuan disyariatkan menutup aurot, pada hakikatnya adalah kepentingan masing-maisng pribadi, yakni dalam rangka menjaga diri dari fitnah. Menutup aurot sempurna, bukan hanya ‘’sekedar’’ menutup aurat. Dalam menutup aurat, ada beberapa hal yang patut diperhatikan oleh muslimah.

2. Menjaga pandangan

“ Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya …” (QS.An-Nur : 31)
 

Dalam kitab Fat Al-Bary, disebutkan Fadhal bin Abbas-seorang pemuda yang tampan-melihat seorang perempuan dari kabilah Khats’am dan mengagumi kecantikannya. Lalu Nabi menoleh kepada Fadhal, sedangkan Fadhal masih melihat perempuan tersebut. Nabi mengulurkan tangannya untuk meraih dagu Fadhal dan memalingkan mukanya dari melihat perempuan tersebut.
 

Ibnu Bathal-salah seorang pensyarah kitab Shahih Al-Bukhari berkata,” Dalam riwayat tersebut terdapat perintah untuk menahan pandangan karena takut terjadi fitnah. Konsekuensinya, apabila aman dari fitnah maka melihat tidak dilarang”.
 

Sedangkan Al-Hafizh Ibnu Hajar menambahkan,” Hal ini dipertegas dengan kemungkinan bahwa Nabi saw tidak memalingkan wajah Fadhal seandainya dia tidak terus menerus melihat perempaun karena kagumnya sehingga dikhwatirkan dia terjebak ke dalam fitnah.”

3. Tidak mendayu-dayukan suara


“Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (QS. Al-Ahzab :32)

Wanita dianugerahi Alloh dengan sifat kelembutan, meskipun tidak semua wanita feminim, (ada pula yang macho) tapi paling tidak mereka pada dasarnya punya sifat lemah lembut. Suaranya pun lebih merdu daripada pria, meskipun ada diantaranya yang bersuara baritone. Karena itu akhwat perlu berhati-hati dalam bersikap dan berbicara supaya tidak menimbulkan fitnah dan penyakit hati bagi yang mendengarkannya.

“Deuuu si akhiiii…, antum bisa aja deh…” ucap sang akhwat kepada seorang ikhwan sambil tertawa kecil terdengar sedikit manja.

“Gimana kabarnya akhiiii…sudah sembuh belum? Jangan lupa minum obat ya…” SMS dari seorang akhwat ke ikhwan mitra rohisnya.

“Kalu begitchu ..ngga usah ditunda lagi ya, otre deh..” SMS akhwat di inbox hpnya ikwan.

“Duh gimana ya…, ane bingung nih, banyak masalah begini… dan begitu,akh..” curhat seorang akhwat kepada ikhwan.

“Syukron ya akhi udah dimiscall buat tahajud”.GLEK        !

Itulah sedikit contoh saja bagaimana sang akhwat yang tidak tegas atau bahkan bernada manja ketika berbicara kepada aikhwan. Ndak tahu tuh gimana perasaan sang ikhwan kalo mendengar akhwat berbicara seperti itu padanya.

Loh koq akhwat saja yang disalahin?

Jangan salah, Ikhwan juga harus jaga hijab!

“Katakanlah kepada orang laki-laki beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan mememlihara kemaluannya..”(QS An-Nur: 31)

Ternyata banyak kasus yang lain dimana sang ikhwan justru tidak menjaga hijab dan kadang memancing untuk bercanda dan berakrab ria. SMS atau telepon tidak penting, telpon berama-lama, bercanda haha hihi , curhat-curhatan, dsb. Atau mungkin tebar pesona, memberi perhatian atau pujian berlebihan kepada si akhwat sehingga si akhwat jadi keGRan. Lebih marak lagi, adalah dunia privasi yang terpubilkasi seperti jejaring sosial yang semakin mudah aksesnya. Saling berstatus dan berkoment yang kurang manfaat. Bahkan koment yang disertai denga imot icon gak penting jadi bumbu yang semakin membuat suasana “cair” komunikasi ikhwan akhwat yang harusnya terjaga dimanapun semakin terpublikasi. Jika etika pergaulan orang yang sudah “dianggap paham” saja seperti demikian. Bagaimana dengan yang lain?

“Ukhti jazakillah ya, ukhti baik sekali dech” ucap seorang ikhwan kepada akhwat.

“dek, apakabar, lagi ngapain?” tegur seorang ikhwan kepada akhwat.(negurnya tiap hari)

“Ukh ana boleh curhat ga, soalnya anti enak banget buat curhat, boleh ya” telepon seorang ikhwan ke teman akhwatnya.

Atau coment-coment ‘aneh” diantara jejaring sosial !

“ semangat ya ukh :D”  coment salah satu ikhwan.

“ colek akh X,Y, Z ,.. jangan lupa traktirannya ya J “ celoteh si akhwat dalam sebuah koment .
 

Meskipun sudah sering beraktivitas bersama, namun ikhwan akhwat tetaplah bukan sepasang suami istri yang bisa mengakrabkan diri dengan bebasnya. Curhat berduaan akan menimbulkan kedekatan, lalu ikatan hati, kemudian dapat menimbulkan permainan hati yang bisa mengganggu tribulasi dakwah. Apalagi yang dicurhatkan tidak ada sangkut pautnya dengan agenda dakwah. Kerena itu kalau sedang diskusi, syuro, rapat, atau dalam pembicaraan lainnya hendaklah tetap “dijaga hijabnya” . Saling mengingatkan jika arah pembicaraan menjadi gak penting atau keluar agenda atau bahkan menjurus pada kemaksiatan. Misal mengingatkan jika dalam pembicaraan itu banyak bercanda. Meskipun ada banyak orang dalam sebuah forum, kalau disitu ada ikhwan akhwat, bercanda bisa menjadi sarana syaitan menggoda hati. Kalau ada yang mengingatkan supaya tidak banyak bercanda masak dianggap galak? Bukankah banyak bercanda itu mematikan hati dan kewajiban sebagai sarana muslim adalah mengingatkan !
 

Bagi antum para akhwat, jagalah kata-katamu jangan sampai mendayu-dayu. Pilih kata-kata yang tepat dan berusaha tegas dalam berbicara. Tegas maksud disini tidak “dilembekkan”, tidak bernada manja. Bukan galak lho! (meskipun ada yang bilang galak). Proporsionallah, bicar` yang penting-penting,. Bukankah interaksi antara laki-laki dan perempuan salah satu syaratnya adalah ada keseriusan agenda atau kepentingan? Jadi kalo niatnya mau telpon urusan agenda dakwah ya jangan terus berlanjut dengan curhat-curhatan gitu. Kadang karena si ikhwan gak peka si akhwat dengan tegasnya langsung nyekak “Afwan Pak, sudah malam, ada hal lain yang urgent yang perlu disampaikan ?” Atau ketika ada ikhwan yang telepon  atau menegur hanya sekedar kabar kabari ga da hal yang penting, salahkah akhwat jika mengatakan, “Afwan, ada yang bisa saya bantu? Kalu gak ada saya lagi ada keperluan?”
 

Untuk menjaga hijab, biasanya akhwat memanggil para ikwan dengan panggilan ‘Pak’ tidak peduli berapapun usia para ikhwan itu. Para akhwat biasanya merasa lebih save menggunakan panggilan ‘Pak’ daripada ‘akhi’ atau ‘mas’, biar bisa menjaga hati di kedua belah pihak. Meskipun kadang ada ikwan-ikhwan yang gak suka dipanggil dengan panggilan ‘Pak’ karena mereka merasa belum tua, akhirnya balas memanggil akhwat dengan panggilan ‘Bu’. Padahal panggilan ini juga rawan menimbulkan penyakit hati! PERLU DIPAHAMI! Meskipun sudah sering beraktivitas bersama, namun ikhwan akhwat tetaplah bukan sepasang suami istri yang bisa mengakrabkan diri dengan bebasnya. Biasanya para akhwat akan merasa nggak enak dan nggak nyaman di panggil ‘dhek’ oleh ikhwan yang bukan apa-apanya karena kwatir bisa menimbulkan penyakit hati akibat keakraban itu, namanya syaitan pasti akan senantiasa menggoda manusia.
 

Pernah kejadian, di akhir sebuah syuro seorang ikhwan menegur para akhwat yang hadir disitu dengan secarik kertas. “ Afwan ukhti, lain kali, tolong akhwat kalau bercanda jangan keras-keras sampai terdengar di ikhwannya.”
 

Itu hanya sekedar contoh saja usaha ikhwan dan akhwat dalam menjaga adab pergaulan mereka, menjaga hijab di antara mereka. Tapi kadang ada yang salah paham menganggapnya terlalu keras atau galak. Masing-masing orang mungkin punya cara sendiri-sendiri, yang penting bagaimana bisa menjaga hati kedua belah pihak. Mungkin bisa jadi kita bisa menjaga hati kita, tapi hati orang lain siapa yang tahu.

4. Pelanggaran jam malam

Sarana dan fasilitas memang Alloh ciptakan untuk kita dalam beraktifitas. Termasuk adanya sarana telepon dan sms. Di era sekarang ini, dalam interaksi ikhwan-akhwat seringkali terjadi adanya pola komunikasi lewat telp ,sms komunikasi dunia maya tanpa mengenal balas waktu.Sudah jadi pemahaman bersama selama ini dalam dunia dakwah kampus  bahwa jam malam akhwat itu yaitu 21.00-05.00. Namun, beberapa kali masih terjadi pola komunikasi di luar jam-jam itu. Terutama pola komunikasi yang dilakukan via sms. Atau komen-komenan di facebook. Ada kasus, akhwat hubungi ikhwan pukul 2 malam atau sebaliknya. Kalau memang hal itu untuk kepentingan mendesak sekali( dalam arti jika tidak dilakukan saat itu maka akan menimbulkan mudharat yang lebih besar) mungkin masih bisa dimaklumi, namun seringkali sms-sms atau komen-komen di dunia maya sekaliber jejaring sosial twitter, facebook ataupun yang semacamnya itu hanya  untuk keperluan biasa  sebetulnya bisa dilakukan besok paginya.

5. Keseriusan agenda interaksi

Islam tidak menghendaki adanya interaksi yang hanay sekedar iseng atau berada dalam kesia-siaan, tanpa kejelasan agenda. Tidak dikehendaki pula dimana syarat keseriusan agenda sudah terpenuhi tetapi terbuka peluang untuk agenda-agenda yang tidak teragendakan, dimana agenda ini jauh dari keseriusan bahkan membuka pintu-pintu fitnah.

6. Menghindari jabat tangan dalam situasi umum

Dari Ma’qil bin Yassar, Rasululloh saw bersabda, “Ditusuk di kepala salah seorang diantara kamu dengan jarum besi lebih baik daripada memegang-megang perempuan yang tidak halal baginya .” (HR. Thabrani)   

7. Memisahkan laki-laki dan perempuan serta tidak berdesak-desakan
     Hal ini perlu dijaga waktu melakukan aksi atau berada dalam kendaraan lain yang secara tidak sengaja bersamaan.

8. Menghindari Khalwat (berdua-duaan antara seorang perempuan dan seorang laki-laki di tempat yang sepi )

9. Meminta izin suami jika menemui perempuan yang suaminya sedang berpergian ( bagi yang sudah berkeluarga )

“… dan dia (istri) tidak boleh mengijinkan orang lain masuk ke dalam rumahnya kecuali dengan ijin (suami)nya…”.(HR. Bukhori)

Hal ini dimaksudkan untuk menghindarkan diri dari rasa kecemburuan suami yang mengetahui istrinya berbincang dengan laki-laki, sementara dia ada di rumah dan tidak meminta izin terlebih dahulu.

Sebagaimana sahabat Amr bin Ash saat datang ke rumah Ali bin Abi Thalib untuk suatu keperluan , tetapi Ali tidak ada dirumah. Ia bolak-balik hingga dua sampai tiga kali, namun Ali tetap tidka di rumah datang dan berkata kepadanya, “Jika kamu memilki keperluan kepadanya (istri Ali), apakah kami tidak dapat masuk memenuhinya?” Amr menjawab, “Kami dilarang menemui para istri kecuali seizin suaminya.” (HR. Muslim)

10.  Menjauhi perbuatan dosa

Hendaknya kaum laki-laki dan perempuan beriman menjauhi perbuatan dosa dalam berinteraksi. Perbuatan ini dapat terjadi dalam tujuan pembicaraan, materi pembicaraan, cara dan gaya bicara dsb.

“Dan tinggalkanlah dos yang Nampak dan yang tersembunyi. Sesungguhnya orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi pembalasan (pada hari kiamat), disebabkan apa yang mereka telah kerjakan.” (QS. Al-An’am:120)

Diantara dosa yang tampak adalah meninggalkan etika syar’i dalam berinteraksi dengan lawan jenis. Sedangkan dosa yang tak tampak adalah berkembangnya perasaan senang terhadap sesuatu yang haram dan berharap mendapatkan lebih banyak lagi.

Menjadi pribadi yang terjaga dari dalam kandungan hingga kelak yaumil akhir, adalah sebuah impian yang mulia. Setidaknya, ketika setitik noda yang melekat, serta merta kita menjadi hamba yang tersadar dari kelalaian, kemudian sedemikian rupa berusaha berlepas dengan sungguuh-sungguh, mengokohkan diri menjadi muslim yang sebenarnya .

Sangat disayangkan memang, ketika hal-hal yang diremehkan (cairnya hubungan antara ikhwan akhwat) tetapi bagi sebagian kaum berilmu merupakan hal yang mampu menghancurkan iman secara perlahan, bahkan bisa jadi ‘tingkah laku yang terlihat remeh inilah sebenarnya yang menghambat kerja-kerja dakwah kita memperlambat kemenangan dakwah yang kita emban. Telah menjadi sebuah diskusi umum ataukah nasihat bijak dari saudara terkasih, hanyalah sebuah tiupan angin sejuk, selintas lalu tapi tidak membekas dalam jiwa.

Wahai ikhwahfillah! Bangkit dan ubahlah hari ini menjadi hari paling bersejarah dalam kehidupanmu. Mulakanlah dari dirimu, bila engkau tak mampu membawa serta saudara (ikhwah)mu kembali kejalanNya yang lurus. Sesungguhnya hanyalah kuasa Robb kita.

Jadikanlah hari kemarin adalah masa lalu yang patut engkau sesali, tinggalkan dan berazzamlah untuk tidak mengulang kembali.

Wahai ikhwahfillah, ihkwan solih dan akhwat sholihah..menjadilah indah, tetapi jadikanlah keindahan itu hanya milik suamimu/istrimu semata. Muliakanlah dirimu sengan senantiasa meminta jiwamu untuk mengihkhlaskan diri menjadi muslim/muslimah  sejati. Sebagai seorang muslimah, maka jadilah muslimah yang bidadaripun kan cemburu kepadamu.

   
“ ..karena sholat mereka, pusa mereka, ibadah mereka kepda Alloh. Alloh meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuningan. Sanggulnya mutiara, dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, “ Kami hidup abadi dan tidak mati. Kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali. Kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali. Kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya ..” (HR .Thabrani)

Nb:

…ikhwan wa akhwatfillah…

Tulisan ini ditulis dengan semangat saling menjaga dan mengingatkan . Melihat semakin banyaknya media yang mudah sekali mendekatkan kita terhadap hal-hal yang  menjauhkan kita dari padaNya. Mungkin terlihat remeh hanya sekedar interaksi ikhwan akhwat! Namun, hal-hal remeh inilah yang akan menjadi bukit ‘keremehan’. Layaknya kebaikan. Kebaikan yang istiqomah akan menjadi bukit amal yang besar buat kita.  Apalagi  dosa kecil terlihat tidak sengaja namun bisa menjadi bukit amal keburukan kelak. Naudzubillah. Maka disinilah kita saling mengingatkan agar menjadi manusia yang beruntung Insya Alloh. Dengan pemahaman yang kita punya maka tidak perlu aturan kode etik ikhwan akhwat dibuat (gak penting.red), karena itu telah hadir dalam bentuk kesadaran. Maka tanpa ada aturan pun kita akan melakukannya.

Cerita Robin Hood

Robin Longstride atau lebih tenar dikenal dengan nama Robin Hood adalah seorang tokoh legendaris yang berhasil ditanamkan kepada publik sebagai sosok pahlawan pembela kebenaran. Keberanian yang dihiasi kedermawanan menjadikan sang pemanah ulung ini memasuki deretan tokoh panutan di dalam cerita-cerita maupun cinema.
Dikisahkan dalam sepak terjang kehidupannya, Robin Hood kerap merampok orang-orang kaya yang lewat di hutan daerah kekuasaannya, namun hasil rampokannya tidak dia gunakan kecuali untuk dibagi-bagikan kepada kaum miskin di sekitarnya. Dengan inilah sosok Robin Hood sebagai ksatria yang baik hati mendapat tempat.
Wallahu ‘alam apakah memang demikian keadaan Robin Hood nyatanya atau hanya cerita fiktif belaka. Yang pasti imej orang ketika ditanya tentang siapa Robin Hood niscaya tidak jauh dari apa yang digambarkan di atas.
Tidaklah berlebihan jika kita mau sedikit peka terhadap hasil negatif dari apa yang telah dipetik dari cerita ‘sang pencuri baik hati’ ini.
Apakah itu?
Terdoktrinnya pemahaman bahwa bolehnya melakukan kemaksiatan dengan tujuan kebaikan. Dengan kata lain mencuri bisa saja diperbolehkan asal niatnya baik seperti yang dilakukan Robin Hood, atau mungkin di jaman sekarang pemahaman seperti itu melebar kapada pemahaman akan bolehnya mencuri harta orang kaya yang zhalim atau merampok pejabat yang korup asalkan hasil curiannya dibagi-bagikan kepada fakir miskin. Laa haula walaa quwwata illa billah
Bagaimanakah Islam menjawab hal ini?
Cukup sabda Nabi sebagai jawabnya.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya: “Allah tidak menerima shadaqah dari harta hasil curian atau rampasan” (Shahih, HR. Muslim)
Bersabda pula Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam yang artinya: “Sesungguhnya Allah itu Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik-baik” (Shahih, HR. Muslim)
Maka melalui tulisan ini semoga saja kita tidak lagi menganggap sosok Robin Hood sebagai pahlawan tauladan, dan tidak lagi memandang positif pelaku kasus-kasus pencurian yang dihiasi dengan ‘kedermawanan’ ala Robin Hood.
Pencuri tetaplah pencuri.
Penting juga untuk disampaikan dalam kesempatan ini, agar segenap orang tua dari anak-anak muslim untuk tidak menyuguhkan cerita-cerita yang bukan berasal dari Islam. Hendaknya kita harus lebih selektif lagi dalam memilihkan cerita-cerita untuk anak-anak kita. Jika asupan makanan untuk jasmani anak kita saja bisa selektif dalam memilihnya maka apakah kita akan telantarkan asupan rohani anak kita dengan memberikan bacaan-bacaan yang bisa merusak kesehatan aqidah anak kita? Padahal Allah subhanahu wa ta’ala befirman yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri-diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka” (At-Tahrim: 6)
Semoga sajian ini bermanfaat. Wallahu a’lam bish shawaab.
Yang mengharap ampunan dan Rahmat Allah
  Kerohanian HMJ mengucapkan selamat menyambut ramadhan 1433 H.

                                                          Mohon maaf lahir dan bathin

“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.”
 (Muttafaqun ‘alaihi dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

Tanggal Imsak Shubuh Terbit Zhuhur 'Ashr Maghrib Isya'
21 4:50 5:00 6:18 12:27 15:51 18:32 19:46
22 4:50 5:00 6:18 12:27 15:51 18:32 19:45
23 4:50 5:00 6:18 12:27 15:51 18:32 19:45
24 4:50 5:00 6:18 12:27 15:51 18:32 19:45
25 4:50 5:00 6:18 12:27 15:51 18:32 19:45
26 4:51 5:01 6:18 12:27 15:51 18:32 19:45
27 4:51 5:01 6:18 12:27 15:51 18:32 19:45
28 4:51 5:01 6:18 12:27 15:51 18:32 19:45
29 4:51 5:01 6:18 12:27 15:50 18:32 19:45
30 4:51 5:01 6:18 12:27 15:50 18:32 19:44
31 4:51 5:01 6:18 12:27 15:50 18:32 19:44
1 4:51 5:01 6:18 12:27 15:50 18:32 19:44
2 4:51 5:01 6:18 12:27 15:49 18:32 19:44
3 4:51 5:01 6:18 12:27 15:49 18:31 19:44
4 4:52 5:02 6:18 12:27 15:49 18:31 19:43
5 4:52 5:02 6:18 12:27 15:49 18:31 19:43
6 4:52 5:02 6:18 12:27 15:48 18:31 19:43
7 4:52 5:02 6:18 12:26 15:48 18:31 19:43
8 4:52 5:02 6:18 12:26 15:47 18:31 19:42
9 4:52 5:02 6:18 12:26 15:47 18:31 19:42
10 4:52 5:02 6:18 12:26 15:47 18:30 19:42
11 4:52 5:02 6:17 12:26 15:46 18:30 19:42
12 4:52 5:02 6:17 12:26 15:46 18:30 19:41
13 4:52 5:02 6:17 12:26 15:45 18:30 19:41
14 4:52 5:02 6:17 12:25 15:45 18:30 19:41
15 4:52 5:02 6:17 12:25 15:44 18:29 19:40
16 4:52 5:02 6:17 12:25 15:44 18:29 19:40
17 4:51 5:01 6:16 12:25 15:43 18:29 19:40
18 4:51 5:01 6:16 12:25 15:43 18:29 19:39
19 4:51 5:01 6:16 12:24 15:42 18:28 19:39

Tip menjalankan puasa

Adab Berpuasa
 
Puasa memiliki adab-adab yang yang harus ditunaikan oleh siapa saja yang sedang menjalankannya. Di antara adab berpuasa sebagai berikut :

1.    Menahan Pandangan

Yaitu menahan mata dari melihat hal-hal yang diharamkan, melihat aurat, dan wanita yang bukan mahramnya. Karena wanita itu adalah aurat dan dapat mendatangkan fitnah. Allah subhanahu wata’ala telah berfirman, artinya, “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". (QS. 24:30).

Dalam ayat lainnya Allah subhanahu wata’ala juga berfirman, artinya, “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya.” (QS. 17:36)

2.   Menjaga Pendengaran

Yaitu menjaganya dari segala hal yang diharamkan atau yang dibenci, karena manusia akan ditanya tentang pendengarannya, sebagaimana pula ditanya tentang penglihatannya seperti yang telah disebutkan di dalam ayat di atas. Orang yang mengucapakan ucapan buruk atau ucapan batil dan orang yang mendengarkannya, maka kedua-duanya telah berserikat di dalam perbuatan dosa.
3.   Menjaga Lisan

Yaitu memeliharanya dari segala ucapan yang buruk dan keji, dari memfitnah dan sebagainya.

Maka wajib bagi seorang yang berpuasa untuk meninggalkan ucapan dusta, ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), bertengkar, mencaci maki dan mencela orang lain.
Dan hendaknya dia memilih diam atau menyibukkan diri dengan sesuatu yang dapat mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wata’ala, seperti membaca al-Qur'an, berdzikir kepada Allah subhanahu wata’ala, berdoa, beristighfar, dan amar ma'ruf nahi munkar. Karena setiap yang diucapkan oleh manusia akan menjadi bumerang baginya kecuali dzikrullah dan segala bentuk ketaatan kepada Allah subhanahu wata’ala.

4.   Menjaga Perut

Maksudnya adalah jangan sampai memasukkan sesuatu yang haram ke dalam perut, baik berupa makanan atau minuman. Di dalam hadist disebutkan,
"Tidak masuk surga daging yang tumbuh dari suht (penghasilan haram)."(HR. Ibnu Hibban). Seorang muslim berpuasa menahan diri dari yang halal, maka selayaknya dia pun menahan diri dari yang haram yang dapat mencelakakan nya. Seorang muslim jangan sampai menipu di dalam bermua'amalah, atau menjual dagangannya dengan sumpah palsu. Demikian pula hendaknya dia jangan mengambil penghasilan dari segala yang berbau riba.

5.   Menjaga Kemaluan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Siapa yang dapat menjamin untukku apa yang ada di antara dua janggutnya (lisan) dan apa yang ada di antara dua kakinya (kemaluan) maka aku menjamin untuknya surga." (HR. Al-Bukhari).

6.   Menjaga Tangan dan Kaki

Yaitu jangan sampai tangan tersebut melakukan sesuatu yang haram (seperti memukul orang dsb), dan kaki jangan sampai melangkah menuju yang haram.

Seluruh adab-adab yang tersebut di atas hendaknya senantiasa dijaga oleh setiap muslim kapan saja, bukan hanya ketika berpuasa. Adapun dalam puasa, maka hal itu sangat ditekankan karena dapat merusak dan melenyap kan pahala orang yang berpuasa.

Kalau seseorang dapat menjaga diri dari segala yang diharamkan, baik pendengaran, penglihatan, makanan, minuman, langkah kaki dan gerakan tangan, maka diharapkan dia akan menggapai ampunan Allah subhanahu wata’ala dan kebebasan dari api neraka, dan tentunya dia akan mampu meninggal kan itu semua di luar bulan puasa.
Faidah Berpuasa
1.   Sarana Menuju Takwa
Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang- orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (QS. 2:183).
Allah subhanahu wata’ala menyebutkan bahwa puasa memberikan faidah yang sangat besar dan banyak yang terkandung di dalamnya, yakni "agar kalian bertakwa." Maksudnya ialah agar puasa tersebut menjadi sarana bagi kalian untuk menggapai ketakwaan dan agar kamu menjadi orang yang bertakwa dengan melaksanakan puasa tersebut.
Ini semua dikarenakan takwa adalah merupakan segala bentuk perbuatan yang diridhai dan dicintai oleh Allah subhanahu wata’ala dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, serta meninggalkan segala yang yang dibenci Allah subhanahu wata’ala dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Maka puasa merupakan jalan terbesar untuk mencapai tujuan tersebut yang dapat mengantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan dan kemenangan.
2.   Menambah Keimanan
Dengan puasa iman akan bertambah, dan seseorang akan melatih dirinya untuk menahan diri dari segala yang mendorongnya kepada keburukan berupa hawa nafsu dan syahwat yang merugikan. Dan puasa akan membantu kita untuk memperbanyak ibadah, seperti shalat, bacaan al-Qur'an, dzikir, shadaqah, dan lain sebagainya. Juga mengekang hawa nafsu agar tidak terjerumus ke dalam ucapan dan perbuatan yang haram, dan ini semua merupakan pondasi utama ketakwaan.
3.   Mengenal Nikmat Allah subhanahu wata’ala
Dengan puasa seorang hamba akan lebih mengenal nikmat Allah subhanahu wata’ala yang telah diberikan kepadanya berupa makan, minum, pernikahan dan seterusnya. Dengan menahan rasa lapar dan haus di satu waktu (siang) lalu ia mendapatkan obatnya di waktu lain (malam), akan terasalah betapa besar nikmat Allah subhanahu wata’ala yang telah diberikan kepadanya. Dan terasa pula bagaimana penderitaan saudaranya yang hampir setiap hari tidak mendapatkan makanan untuk mengisi perutnya.
4.   Melatih Kesabaran
Dengan berpuasa seorang hamba akan menjadi lebih sabar dan tabah di dalam menjalankan ketaatan, menjauhi kemaksiatan dan menghadapi ketentuan dari Allah subhanahu wata’ala, seperti rasa lapar dan haus yang tentunya menyakit kan bagi hawa nafsu manakala dibiarkan.
Dengan puasa pula akan lahir rasa syukur kepada Allah subhanahu wata’ala atas segala nikmat dan kecukupan dan lebih-lebih nikmat terbesar yaitu taufiq untuk dapat menjalankan puasa. Karena nikmat diniyah (religi) lebih utama daripada nikmat keduniaan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberitahukan bahwa puasa merupakan salah satu rukun Islam yang lima, dia menghapuskan dosa yang telah lalu, Allah subhanahu wata’ala mencintai dan meridhai orang yang berpuasa, dan memberikan kepadanya pahala yang besar. Dan bahwa orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan lalu mengikutinya dengan puasa enam hari pada bulan Syawwal maka seakan-akan dia berpuasa satu tahun. Demikian pula bagi yang berpuasa tiga hari dalam sebulan, karena kebaikan itu akan dilipat gandakan sepuluh kali lipat. Itu semua merupakan keutamaan dan kenikmatan dari Allah subhanahu wata’ala.
Dan juga merupakan salah satu kemudahan yang diberikan oleh Allahsubhanahu wata’ala adalah bahwa Dia mensyari'atkan puasa wajib dalam waktu dan bulan yang bersamaan yakni Ramadhan. Hal ini dimaksudkan agar seluruh kaum muslimin melakukan puasa dalam waktu yang bersamaan, sehingga akan menciptakan suasana yang kondusif dan membantu terlaksananya ibadah tersebut dengan baik.
Maka ikut serta dalam menjalankan ibadah puasa akan memberikan manfaat yang sangat besar dan faidah yang sangat banyak. Sesungguhnya di balik syariat puasa ini terdapat rahasia dan hikmah yang tidak terhingga. Termasuk ditinjau dari sisi kesehatan telah dinyatakan oleh para dokter bahwa puasa itu dapat menjaga kesehatan, menghilangkan sisa-sisa zat dalam tubuh yang berbahaya, menguatkan serta memperbaiki metabolisme dan fungsi organ tubuh. Maka kita katakan bahwa puasa itu mencakup segala kebaikan dunia dan akhirat. Wallahu a’lam.
Sumber: Majmu’ah Rasail Ramadhaniyah, Syaikh Abdullah bin Jarullah al-Jarullah
1. Semakin Anda memahami lebih banyak tentang dunia di sekitar Anda, semakin bergairah dan penasaran terhadap kenyataan hidup dalam hidup Anda.
2. Gairah adalah salah satu elemen pokok yang meringankan upaya dan mengubah kegiatan-kegiatan yang biasa-biasa saja menjadi suatu pekerjaan yang dapat dinikmati.
3. Semakin besar “Mengapa” Anda akan semakin besar energi yang mendorong Anda untuk meraih sukses.
4. Mimpi tidak hanya membantu Anda berhadapan dengan kegagalan, tetapi mereka juga memotivasi Anda secara konstan.
5. Mimpi masa kini adalah kenyataan hari esok.
6. Anda bisa, jika Anda berpikir bisa, selama akal mengatakan bisa. Batasan apakah sesuatu masuk akal atau tidak, kita lihat saja orang lain, jika orang lain telah melakukannya atau telah mencapai impiannya, maka impian tersebut adalah masuk akal.
7. Menuliskan tujuan akan sangat membantu dalam menjaga alasan melakukan sesuatu.
8. Apakah kita bisa untuk mengemban misi kita? Insya Allah kita bisa, karena Allah Mahatahu, Allah tahu sampai dimana potensi dan kemampuan kita. Jika kita tidak merasa mampu berarti kita belum benar-benar mengoptimalkan potensi kita.
9. Jika target obsesi itu baik, maka memiliki obsesi bukan hanya baik, tetapi harus. Karena motivasi dari sebuah obsesi sangat kuat.
10. Untuk menjadi sukses, Anda harus memutuskan dengan tepat apa yang Anda inginkan, tuliskan dan kemudian buatlah sebuah rencana untuk mencapainya.
11. Bisakah kita meraih sukses yang lebih besar lagi?
12. Merumuskan Visi dan Misi adalah salah satu bentuk dalam mengambil keputusan, bahkan pengambilan keputusan yang cukup fundamental. Visi dan Misi Anda akan menjiwai segala
gerak dan tindakan di masa datang.
13. Jangan takut dengan gagalnya meraih visi, kegagalan meraih visi sebenarnya bukan suatu kegagalan, tetapi merupakan keberhasilan yang Anda tempuh meski tidak sepenuhnya.
14. Visi itulah yang akan menuntun perjalanan hidup Anda.
15. Menciptakan kebiasaan baru adalah salah satu dari kunci sukses. Jika anda ingin sukses Anda harus mulai menciptakan kebiasaan-kebiasaan yang akan membawa Anda kepada kesuksesan.
16. Jika Anda ingin menang— dalam bisnis, karir, pendidikan, olah raga, dsb— maka Anda harus memiliki kebiasaan-kebiasaan seorang pemenang pula.
17. Jika Anda ingin suatu kehidupan yang berbeda, buatlah keputusan yang berbeda juga.
18. Tengoklah kembali perjalanan Anda saat ini, akan menuju kemana? Apakah ke arah yang lebih baik, atau ke arah yang lebih buruk, atau tetap saja seperti saat ini? Tetapkanlah sebuah putusan dan jalanilah menuju konsekuensinya.
19. Potensial pilihan Anda begitu melimpah, keputusan Anda dapat saja merubah hidup Anda secara dramatis dalam waktu singkat.
20. Hanya satu motivasi yang ada, yaitu Allah. Adapun motivasi lainnya harus dalam rangka “karena dan/atau untuk” Allah.
21. Cinta terbesar dan cinta hakiki bagi orang yang beriman ialah cinta kepada Allah. Sehingga cinta kepada Allah-lah yang seharusnya menjadi motivator terbesar dan tidak terbatas.
22. Sukses yang sudah Anda alami di masa lalu akan membantu untuk memotivasi Anda di masa yang akan datang.
23. Jika Allah yang menjadi tujuan, kenapa harus dikalahkan oleh rintangan-rintangan yang kecil di hadapan Allah? Jika mencari nafkah merupakan ibadah, semakin kerja keras kita, insya Allah semakin besar pahala yang akan diberikan oleh Allah. Jika nafkah yang didapat merupakan bekal untuk beribadah, maka semakin banyak nafkah yang didapat, semakin banyak ibadah yang bisa dilakukan.
24. Uang + Ahklaqul Karimah akan menjadi modal yang sangat berharga baik untuk Anda sendiri, maupun untuk kemajuan Umat Islam. Kejarlah keduanya.
25. Jika niat sudah terpancang karena Allah, tidak akan ada halangan yang bisa menghentikan seseorang melakukan sesuatu. Niat karena Allah ialah motivator yang utama dan seharusnya menjadi satu-satunya motivator kita.
26. Jangan sampai kita terlena untuk memenuhi kekayaan duniawi yang sifatnya hanya sementara saja, hingga kita lupa akan tugas kita yang sesungguhnya di dunia ini yaitu mengumpulkan perbekalan untuk menuju kampung akhirat yang kekal. Jadi perkayalah diri Anda baik dengan materi maupun dengan ruhani, dan bagikan kekayaan tersebut kepada orang-orang yang ada disekitar Anda, terutama yang lebih membutuhkan.
27. Ada peluang dan ancaman dibalik harta yang kita miliki.
28. Tindakan kita akan mengacu kepada apa yang ada dalam pikiran kita.
29. Jangan terpaku dengan asumsi dan persepsi sendiri, karena bisa salah. Cobalah mulai membuka pikiran Anda terhadap pikiran orang lain, tentu saja dengan filter nilai-nilai yang Anda anut.
30. Seperti perkelahian orang yang kecil dengan orang yang besar, jika mengadu tenaga atau kekuatan tentu saja si kecil akan kalah, tetapi dengan kecerdikan, si besar bisa dikalahkan.
31. Sudahkah Anda melihat dan meneliti apa yang sudah Anda lakukan dan membuat rencana ke depan agar lebih baik?
32. Proyek besar tidak bisa diselesaikan sekaligus, tetapi harus dibagi-bagi kebagian yang kecil dan dapat dikendalikan.
33. Anda hanya memerlukan rencana yang sederhana dan tetap sederhana, yang penting Anda konsisten menjalankannya.
34. Dua hal yang perlu Anda ketahui sebelum memulai bisnis, pertama ketahuilah bahwa bisnis itu tidak mudah, kedua bekali diri Anda dengan sikap dan keterampilan yang memadai. Tetapi yakinlah bahwa Anda bisa.
35.Rencana adalah jembatan menuju mimpimu, jika tidak membuat rencana berarti tidak memiliki pijakan langkahmu menuju apa yang kamu cita-citakan.
36. Putuskan apa yang Anda inginkan, kemudian tulislah sebuah rencana, maka Anda akan menemukan kehidupan yang lebih mudah dibanding dengan sebelumnya.
37. Rencana memberikan arah langkah Anda.
38. Kunci pengelolaan waktu yang efektif: mengeset prioritas dan konsentrasi pada satu pekerjaan pada satu waktu.
39. Untuk mencapai puncak, Anda harus melalui anak tangga dan terus menerus naik, maka Anda akan mencapai puncak yang Anda inginkan.
40. Jika sukses merupakan akibat, tentu saja ada sebabnya. Jadi langkah pertama jika Anda ingin sukses ialah dengan mengetahui terlebih dahulu sebab-sebab yang membuat orang lain sukses.
41. Apa yang membedakan Anda dengan orang lain yang sukses? Jawabannya karena Anda tidak mengerjakan apa yang orang sukses kerjakan.
42. Segala sesuatu yang kita kejar selalu menuntut bayaran. Hal yang paling umum yang diperlukan saat mengejar cita-cita ialah mengganggu zona nyaman.
43. Suatu saat mungkin Anda merasa dunia ini bau terasi, kemana pun Anda pergi bau terasi selalu tercium. Sebelum Anda memutuskan bahwa dunia ini penuh dengan terasi, periksalah diri Anda mungkin ada terasi pada kumis atau pakaian Anda.
44. Untuk mengubah sikap, ternyata tergantung pada diri Anda sendiri.
45. Menghilangkan sifat dengki pada diri kita akan membantu kita menuju kesuksesan baik dunia maupun akhirat.
46. Dengan disiplin bukan saja kita tidak mendapatkan sangsi, tetapi dengan disiplin kita akan meraih sukses, terhindar (insya Allah) dari kecelakaan, dan disiplin juga adalah ibadah.
47. Bermimpilah, buatlah tujuan dari mimpi Anda, buatlah rencana, lakukan rencana, dan capailah mimpi Anda.
48. Mungkin saja di tempat lain rezeki Anda sudah menunggu.
49. Jika Anda mempunyai misi mulia, jangan takut untuk gagal, bukan hasil yang akan dinilai, tetapi usaha Anda untuk mencapainya.
50. Jika kegagalan menghampiri Anda bukan berarti Anda harus menyerah, tetapi cari jalan lain, kemudian kerjakan lagi. Sekali lagi, jangan cepat menyerah.
51. Menyerah adalah salah satu cara untuk gagal.
52. Jangan lupakan kegagalan, tetapi ambilah hikmahnya.
53. Lupakan kekecewaan, karena harapan dimasa depan masih terbentang luas dan begitu cerah.
54. Jika sudah tidak ada harapan, cobalah jalan yang lain. Masih banyak jalan lain yang bisa membawa Anda menuju kesuksesan.
55.Anda telah mendapatkan sesuatu yang berharga pada kegagalan sebelumnya, sehingga kini Anda telah lebih bijaksana, lebih berpengalaman, dan lebih terampil.
56. Diantara ribuan peluang dan kesempatan, di sana ada kesuksesan, namun dikelilingi dengan kegagalan. Ambil kesempatan dan peluang tersebut, biarkan Anda gagal dalam proses menemukan kesuksesan tersebut.
57. Setiap kegagalan yang Anda buat adalah anak tangga Anda menuju puncak, yaitu sukses. Setiap kegagalan yang Anda temukan, memberikan arah yang jelas menuju sukses.
Kegagalan:
• dapat memberikan kekuatan
• ladang mendapatkan pahala
• dapat menggali potensi Anda
• mengembangkan kreatifitas Anda.
58. Apabila apa yang sudah Anda rencanakan dan Anda mimpikan tidak terwujud dengan sukses, maka langkah yang paling baik Anda ambil adalah bertawakal pada Allah SWT
59. Jadi, berharaplah banyak, tetapi jangan kecewa jika gagal.
60. Kecewa atau tidak, semua tergantung Anda, tergantung bagaimana Anda menyikapi kegagalan. Berharap sedikit hanya akan menghambat Anda mengoptimalkan potensi Anda.
61. Lebih banyak Anda mencoba, akan mendekatkan Anda kepada sukses, meskipun Anda akan mengalami banyak kegagalan.
62. Namun cuma itulah yang kita diperlukan, karena kita sering tidak tahu mana yang akan berhasil.
63. Kebahagian yang didapatkan oleh orang yang menghindari kekecewaan adalah kebahagian yang semu, dia bukan bahagia tetapi hanya tidak kecewa saja.
64. Banyak perusahaan yang dimulai dengan modal besar bangkrut, sebaliknya bisnis dengan modal kecil banyak yang berhasil. Jadi bukan uang yang menentukan keberhasilan Anda!
65. Ubahlah sudut pandang Anda terhadap kegagalan, maka Anda tidak akan kecewa terhadap kegagalan yang Anda alami, setidaknya kekecewaan Anda akan sedikit atau sementara saja.
66. Allah SWT mungkin memberikan ujian berupa kegagalan dan kehilangan kepada kita untuk mengajarkan hikmah kepada kita.
67. Mungkin, kegagalan, masalah, dan lingkungan yang tidak menyenangkan adalah sebagian dari skenario Allah SWT dalam membina diri kita.
68. Jangan hiraukan opini negatif Anda, bentuklah kebiasaan beraksi agresif dan positif terhadap ancaman, masalah, dan kegagalan. Fokuskan diri Anda pada sasaran akhirnya, terlepas apapun yang terjadi saat ini.
69. Jika sikap kita benar, pengalaman mengecewakan akan memberikan hikmah yang membuat kita bahagia.
70. Mari kita sama-sama belajar kepada pengalaman. Bukan saja pengalaman diri kita saja, tetapi kita juga bisa belajar pada pengalaman orang lain. Pengalaman adalah guru yang bijak.
71. Ketekunan dan kesabaran jika digabungkan menjadi modal yang sangat besar untuk meraih sukses.
72. Keberhasilan Anda adalah ditentukan oleh Anda sendiri dan takdir Allah SWT. Bukan oleh orang lain.
73. Ketimbang tersinggung dengan ejekan dan kritikan, akan lebih baik jika kita malah mengambil manfaatnya. Kadang ejekan dari musuh lebih jujur dari pada pujian seorang teman.
74. Para pemenang mangambil tanggung jawab terhadap hidupnya. Mereka tidak pernah menyalahkan orang lain atau pun lingkungan. Mereka tidak suka mencari-cari alasan terhadap kegagalan mereka.
75. Dengan hidup di atas garis, kita tidak akan mandeg dengan alasan kondisi atau apa pun yang terjadi pada diri kita. Hidup kita akan lebih hidup. Kita akan bergairah dan memiliki determinasi yang tinggi dalam mencapai cita-cita kita.
76. Orang yang biasa berdalih tidak akan mengambil pelajaran dari kesalahan dan kegagalan, kerena dia sudah siap untuk berdalih lagi.
77. Tidak akan ada keberhasilan tanpa tindakan. Tidak akan tindakan tanpa keberanian. Jadi tidak akan keberhasilan tanpa keberanian. Sukses sejalan dengan keberanian.
78. Jika wawasan Anda akan semakin luas, Anda akan menemukan jalan-jalan baru untuk meraih sukses. Insya Allah dalam waktu yang tidak lama ketakutan pada diri Anda akan hilang.
79. Jangan takut menambah saingan dengan membina orang lain, rezeki Allah begitu melimpah di bumi ini. Dan Allah telah menetapkan rezeki bagi setiap makhluk-Nya bahkan hewan melata sekalipun.
80. Ketakutan-ketakutan akan membatasi Anda untuk melakukan berbagai hal yang sangat berarti bagi Anda.
81. Mulailah sekarang juga untuk melangkah, menuju tujuan Anda meskipun selangkah demi selangkah tetapi akan membawa Anda ke tujuan, asal arah yang Anda tempuh benar.
82. Mimpi memang sangat perlu untuk memelihara gairah hidup dan kemajuan, tetapi mimpi tanpa disertai tindakan hanyalah seperti pepesan kosong belaka.
83. Aplikasi atau tindakanlah yang membuat orang sukses, tentu saja setelah mimpi yang tinggi dan ilmu yang mencukupi.
84. Bagaimanapun mimpi yang bernilai tinggi otomatis memerlukan pengorbanan yang tinggi pula dan kerja yang terfokus.
85. Diam tidak pasti, bertindak tidak pasti, kalau begitu mendingan kita bertindak.
86. Semakin berkerja keras kita, semakin beruntung kita. Apalagi jika niat kita lurus, tidak ada kerja keras kita yang sia-sia. Allah Mahatahu, sehingga pasti akan tahu apa yang terbaik bagi kita, termasuk mungkin kita harus lebih banyak berusaha.
87. Sedetik waktu terlewat, tidak akan pernah bisa kembali. Maka jangan sia-siakan waktu yang kita miliki.
88. Sesungguhnya waktu adalah hidup, dan hidup sendiri adalah menjalani waktu. Sejauh mana Anda menghargai waktu, berarti sejauh itulah Anda menghargai hidup Anda.
89. Bekerjalah sebaik mungkin, pikirkan berbagai kemungkinan yang terjadi, sehingga jika kemungkinan tersebut datang kita sudah siap. Bisa saja esok akan lebih sulit.
90. Ketidakpastian selalu menyertai kita, jangan lari, percuma. Yang perlu dilakukan ialah gunakanlah kreatifitas Anda untuk mencari solusi-solusi baru dan tetaplah semangat untuk mengaplikasikan solusi-solusi tersebut.
91. Mungkin saja setiap masalah dan tantangan yang kita anggap sulit itu masih ada solusinya, namun belum terpikirkan oleh kita.
92. Hindarilah membatasi diri Anda, pikiran-pikiran Anda, atau mimpi-mimpi Anda, sebab, apa yang kita lakukan atau apa yang kita buat esok hari tidak pernah terpikirkan hari ini.
93. Setiap manusia sudah diberi kemampuan untuk berkreasi.
94. Tidak ada waktu yang lebih baik selain sekarang untuk memulai hidup yang baik. Anda tidak perlu untuk menciptakan ulang kehidupan anda di waktu yang sudah lewat. Mulailah meskipun hanya dengan satu langkah, yang penting anda memulai, jangan ditunda untuk besok.
95. Jika Anda ingin beruntung, persiapkan diri Anda dengan membina sikap Anda dan membekali diri dengan berbagai keterampilan yang memadai.
96. Anak bebek akan bertingkah seperti ayam saat menganggap dirinya ayam. Sebaliknya anak bebek bertingkah laku sebagai mana bebek lainnya saat dia sadar kalau dia itu bebek. Fenomena ini juga berlaku pada manusia, dia akan bertingkah sesuai dengan anggapan pada dirinya sendiri.
97.Sekali kita underestimate terhadap diri sendiri, kita akan rugi, karena potensi kita akan terkungkung oleh batas yang terlalu sempit dibandingkan dengan batas yang sebenarnya.

98. Cacat atau kekurangan lainnya memang akan membatasi kebebasan kita di suatu sisi. Namun kebebasan itu banyak dan bermacam-macam, jika salah satu kebebasan kita terpenjara,
kita masih bisa mencari kebebasan yang lainnya.
99. Jangan menganggap diri kita tidak mampu sebelum mencoba, belajar, dan berlatih.
100. Kita memiliki keunikan masing-masing yang dapat menjadi keunggulan kita masing-masing.

101. Jika Anda belum merasa memiliki keunggulan saat ini, mungkin Anda belum memiliki semangat yang tinggi dan motivasi yang kuat dalam rangka menggali potensi Anda. Untuk meraih keunggulan lebih tinggi kita memerlukan bantuan orang lain.
102. Dalam mengahadapi perubahan dan untuk menjadi manusia unggul ada satu jalan yang tidak boleh tidak harus kita lakukan, yaitu selalu memperbaiki diri terus-menerus.
103. Allah SWT memerintahkan kita untuk mau berpikir tentang penciptaan-Nya yang begitu menakjubkan, rumit, dan kompleks. Namun semua itu telah Allah SWT tundukan untuk kita. Ini sebagai tanda bahwa manusia memiliki kemampuan (dari Allah) untuk menundukan apa yang ada di langit dan di bumi.
104. Mengevaluasi apa yang kita lakukan dan semua pencapaian kita. Apapun hasilnya akan menjadi fondasi kuat untuk kehidupan kita dimasa mendatang yang lebih baik.
105. Lalui kesulitan dan betakwalah, maka kemudahan pun akan datang

Ag4ma & korups!

INDONESIA adalah bangsa religius sekaligus bangsa terkorup di Asia.
Agama iya, korupsi juga iya. Seperti disinggung Albert Hasibuan, Bung
Hatta pernah mengatakan, "Korupsi telah menjadi seni dan bagian dari
budaya Indonesia."

Padahal, seperti kata Samuel Huntington dalam Clash of Civilizations
(1996) dan Lawrence E Harrison dalam Culture Matters (2000), budaya
korupsi adalah penyebab terjadinya kemunduran dan keterbelakangan
suatu masyarakat. "Sebuah bangsa akan hancur ketika moralitasnya
hancur", tegas penyair Arab, Syauqi Beik. Sadar akan kenyataan ini,
kita bertanya-tanya, mengapa beragama tidak berarti tidak korupsi?

Keberagamaan macam apa yang dapat efektif mencegah korupsi?

Secara etimologis, korupsi (korruptie, bahasa Belanda) mengandung arti
kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, penyuapan (riswah,
bahasa Arab), penggelapan, kerakusan, amoralitas, dan segala
penyimpangan dari kesucian. Dalam konteks politik, korupsi berarti
setiap tindakan penyelewengan dan penyalahgunaan wewenang seperti
penyalahgunaan anggaran pembangunan.

Dampak korupsi tidak hanya bersifat ekonomis dan politik seperti high
cost economy dan kerugian negara, tetapi juga bersifat moral dan
budaya, yang menyebabkan bangsa ini sulit keluar dari krisis
multidimensi.
***
SEJAUH terkait dengan nilai dan moralitas, agama-agama memiliki
hubungan dengan korupsi, karena agama-agama selalu bicara dimensi
moral-spiritual. Namun, tidak jelas keterkaitan korupsi dan
keberagamaan. Begitu banyak orang yang dianggap alim dan saleh justru
berbuat korupsi. Rajin sembahyang tidak berkorelasi positif dengan
bersih dari korupsi.

Mengapa demikian? Apakah ini berarti agama gagal dalam mengubah
perilaku penganutnya ataukah penganutnya tidak tepat dalam memaknai
peran agama bagi dirinya?

Mungkin kita terlalu over-estimate terhadap peran agama. Agama sering
dipaksa untuk menjawab segala persoalan (panacea). Padahal, agama juga
sulit terpisahkan dari budaya masyarakat tertentu. Klaim bahwa agama
itu serba melingkup justru sering membawa penafsiran agama yang sempit
dan pemaksaan penafsiran yang jarang menyelesaikan masalah itu
sendiri. Keberagamaan sering justru menjadi bagian dari masalah itu
sendiri yang harus diatasi.

Namun, kita juga tidak perlu under-estimate, seolah-olah agama tidak
mampu mendorong antikorupsi. Bukan agama yang gagal, tetapi tokoh dan
penganut agama itu yang belum memaknai agama secara tepat.

Agama itu sendiri berbeda dengan keberagamaan (religiosity). Kesalehan
individual belum tentu membawa kesalehan sosial dan profesional.
Agama-agama tidak membenarkan kebejatan, ketidakjujuran, dan segala
bentuk amoralitas sosial. Agama-agama mengajarkan moral mulia, budaya
malu, kukuh dalam kebaikan, gaya hidup sederhana, etos kerja tinggi,
serta orientasi pada kemajuan dan prestasi. Agama-agama bertujuan
memperbaiki moralitas manusia.

Sayang, keberagamaan substantif semacam itu masih asing dalam wacana
dan perilaku umat beragama.
***
SALAH satu sebab korupsi adalah pandangan dunia (mind-set) sebagian
masyarakat yang keliru, yang dipengaruhi nilai-nilai agama dan budaya
yang tidak kondusif bagi kehidupan yang bersih. Bagi banyak orang,
agama atau iman lebih sering membelenggu ketimbang membebaskan. Agama
cenderung melangit, tidak membumi, mandul, tidak berdaya, kehilangan
vitalitas, kurang menggerakkan penganutnya untuk aktif membebaskan
diri dari perbuatan jelek, termasuk korupsi.

Penafsiran agama yang harfiah, teks-tual, dan kaku seperti doktrin
takdir bahwa Tuhan menentukan segalanya dan manusia cuma nrimo apa
adanya, membawa keberagamaan yang pasif dan tidak liberatif. Agama
sebatas bersifat formal, padahal pada saat yang sama pembusukan moral
sedang terjadi.

Bagaimana mengobyektifikasi agama sehingga ia berperan positif
terhadap upaya pemberantasan budaya korupsi? Apabila pendekatan
politik dan hukum lebih bersifat represif (meski juga bersifat
preventif) dalam pemberantasan korupsi, maka agama berlaku lebih pada
level preventif. Timbul anggapan, undang-undang antikorupsi dengan
sendirinya akan menjamin penanggulangan korupsi. Padahal, hukum kurang
menyentuh tataran preventif. Siapa yang dapat menjamin, gerak-gerik
seseorang setiap detik diperhatikan aparatur hukum?

Agama, dalam konteks demikian, memosisikan dirinya sebagai bimbingan
dan kontrol transendental (Ilahi). Bahwa penganut agama seharusnya
merasa dikontrol oleh Zat Yang Maha Tahu kapan pun dan di mana pun dia
berada. Selain itu, agama umumnya mengajarkan kehidupan sesudah mati.
Bahwa meski tindakan korupsi yang dilakukan di sini sempat lepas dari
pengawasan manusia, pengadilan di kemudian hari tidak akan
melepaskannya. Keberagamaan yang substantif semacam inilah yang dapat
mencegah penganut agama dari bertindak korupsi.

Sanksi agama umumnya lebih bersifat moral. Ada doktrin, seorang
pembunuh bisa dimaafkan Tuhan bila benar-benar bertobat (kembali
kepada kebaikan). Namun, sanksi manusia tetap harus dilaksanakan, baik
yang bersifat moral maupun hukum. Meski penekanan pada sanksi ternyata
menjadi salah satu sebab kegagalan penanggulangan korupsi, sanksi
moral tetap efektif dalam usaha antikorupsi. Misalnya, di lingkungan
kerja perlu dibudayakan sanksi moral: bahwa siapa saja yang kedapatan
menyuap atau menerima suap harus dikucilkan.

Larangan-larangan moral bahwa korupsi itu pekerjaan setan dan dikutuk
Tuhan harus digencarkan. Pamflet-pamflet antikorupsi harus
disebarluaskan di tempat-tempat kerja dan umum. Slogan-slogan
antikorupsi diperlukan untuk mengingatkan setiap orang ketika berniat
atau mendapat kesempatan bertindak korupsi. Materi-materi misi agama
harus memasukkan isu-isu korupsi dan kiat-kiat keagamaan untuk
menghindarinya. Mengecam korupsi dan melaporkan kasus-kasus korupsi
baik di tingkat instansi maupun di tingkat nasional, akan amat efektif
sebagai sanksi moral bagi pelaku korupsi dan sebagai upaya
discouragement siapa pun yang berniat korupsi.
***
PERAN lain agama adalah membasmi kemiskinan (culture of poverty)
sebagai salah satu sebab korupsi. Gaji kecil, misalnya, lebih mudah
memicu tindak korupsi. Karena itu, tidak heran di dunia ketiga,
tingkat korupsi lebih tinggi dari di negara maju. Meski kaya ternyata
bisa korupsi, bahkan kualitas korupsinya lebih tinggi.

Banyak kasus korupsi di Indonesia yang melibatkan orang kaya dan
public figure. Namun, orang kaya yang berbuat korupsi sebenarnya
mengidap culture of poverty karena tidak kunjung merasa cukup. Karena
itu, agama mengajarkan budaya cukup (culture of adequateness) material
maupun mental spiritual. Kekayaan spiritual dalam wujud moralitas yang
mulia lebih berharga daripada kekayaan material yang diperoleh dan
dinikmati tanpa kemuliaan moralitas.

Kini, korupsi tidak terbatas di lembaga-lembaga "sekuler" saja, tetapi
"merajalela" dan mewabah pula di lembaga-lembaga "agama". Baik pada
partai-partai non-agama maupun partai-partai agama,
institusi-institusi keagamaan, semua bisa menjadi bagian dari budaya
korupsi. Begitu pula, organisasi-organisasi yang mengurus urusan
keagamaan seperti ibadah ritual (perjalanan haji, wakaf, zakat),
pendidikan, dan kegiatan sosial lainnya, tidak steril dari korupsi.

Kemauan politik Presiden Megawati dalam pemberantasan korupsi seperti
diusulkan ahli hukum Albert Hasibuan, amatlah penting, tetapi tidak
memadai. Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan LSM-LSM
seperti Indonesian Corruption Watch, Government Watch, dan Parliament
Watch, harus didukung masyarakat luas, termasuk ormas-ormas keagamaan
seperti NU dan Muhammadiyyah.

Salah satu sebab gagalnya penanggulangan korupsi adalah minimnya
dukungan masyarakat. Tokoh dan lembaga keagamaan tidak merasa menjadi
bagian dari gerakan-gerakan antikorupsi. Para penceramah agama paling
banter menyinggung soal korupsi dalam konteks sekadar menyerang lawan
politik yang dituduh melakukan korupsi (bersifat politis), bukan
mencari akar-akar penyebab korupsi dan bagaimana mengikis korupsi.
***

SALAH satu sebab gagalnya pemberantasan korupsi adalah kurangnya
fungsi pengawasan sesama masyarakat akibat ketidakpedulian. Dengan
adanya hierarki institusi keagamaan gereja dan ulama, tokoh agama yang
di atas melakukan pengawasan tokoh agama yang di bawah, begitu
seterusnya. Pada semua level itu, para tokoh agama mengawasi penganut
masing-masing. Begitu pula sesama penganut agama mengawasi tokoh
agamanya dan sesama penganut. Transparansi dan akuntabilitas tidak
hanya harus ditunjukkan pemerintah, tetapi juga civil society.

Begitu pula, lembaga lintas agama harus menyentuh soal korupsi sebagai
agenda bersama. Farid Esack (1997) telah merintis solidaritas
antaragama demi pembebasan dari ketidakadilan di Afrika Selatan.

Bagi kita, pluralisme juga berarti solidaritas dan kerja sama
memberantas korupsi. Saatnya kita memperkuat komitmen memberantas
korupsi melalui keberagamaan substantif liberatif sebagai modal sosial
kita yang sangat penting.

Agar Dia Selalu Cinta

eramuslim - “Sayang, I love you!” Hari ini entah sudah untuk yang keberapa kalinya suamiku membisikan kata itu dengan lembut tidak saja langsung bibirnya menempel di telingaku, tetapi juga melalui SMS ketika dia sudah di kantor. Biasanya aku pun langsung membalasnya, I love you too, mas. Terima kasih telah menjadi suamiku.”Aku menyadari, aku memiliki bebrapa kelebihan, tetapi sesungguhnya kekuranganku jauh melebih kelebihan yang aku punya. Aku bukan perempuan yang cantik jelita seperti ratu balqis, bukan pula wanita kaya raya seperti ummahatul mu’minin Khadijah. Walaupun tidak buta, tetapi pemahamanku terhadap Islampun masih perlu perbaikan.Tak banyak yang istimewa yang aku punya, makanya aku sangat bersyukur sekali Allah menghadirkan seseorang yang Allah halalkan tidak saja hatinya tetapi juga fisiknya padaku. Walaupun aku hanyalah perempuan biasa, Allah memberiku seorang laki-laki yang sholeh, baik, rendah hati dan amat sangat sayang padaku.Ibuku pernah berpesan, ada empat perkara yang harus kita perhatikan agar tercipta syurga dunia dalam rumah tangga. Sebagai seorang istri kita memang dituntut untuk memaksimalkan kemamapuan agar indah dipandang mata, sejuk dilihat, tenang ditinggal, membangkitkan gairah, dan menumbuhkan ketaatan suami kepada Allah. Disamping menjadi ibu yang baik dalam mendidik anak-anak kita. Pertama, mampu memberikan kepuasan di tempat tidur. Tempat tidur adalah ruang yang paling privacy antara kita dan suami. Disanalah biasanya suami mengurai keletihan setelah bekerja seharian. Tempat tidur juga merupakan tempat dimana biasanya suami istri menunaikan hajat seksualnya. Untuk itu istri di tuntut untuk menata tempat tidur dengan baik, bersih dan harum. Istri perlu memahami kebutuhan seksual suami, memenuhi ajakan bersetubuh dengan segera, memberikan kepuasan maksimal dalam bersetubuh, jika perlu tidak ada salahnya istri menawarkan diri. Kedua, menciptakan keindahan di dalam rumah, menatanya dengan penuh artistik, serta menjaga harta yang ada di dalamnya. Rumah yang besar belum tentu menciptakan ketenangan dan kedamaian. Perabotan yang banyak lagi mahal tidak juga bisa membuktikan penghuninya adalah pasangan yang berbahagia. Keindahan di sini adalah keindahan yang terpancar dari tangan lembut dan keikhlasan penatanya, yaitu istri yang sholehah, qonaah, tawadhu, dan rendah hati. Ketiga, mendidik dan menjaga anak-anak. Anak-anak adalah amanah, anak-anak adalah investasi, anak-anak merupakan hiburan bagi kita. Anak-anak yang bersih, sehat, cerdas adalah dambaan orang tuanya. Menjadikan anak-anak kita sholeh, cerdas, sehat dan bersih membuktikan keberhasilan kita mendidik mereka. Suami akan bekerja lebih giat untuk mencari nafkah jika melihat anak-anak dalam kondisi seperti ini. Keempat, saling memaafkan. Suami istri berasal dari dua keluarga yang berbeda, kebiasaan yang berbeda, adat-istiadat yang berbeda, sifat yang berbeda. Keduanya bukanlah makhluk yang sempurna yang tak pernah salah. Keduanya sama-sama memiliki kekurangan. Meminta maaf terlebih dahulu jika memiliki salah dan segera memaafkan suami serta tidak mengungkit-ungkit lagi kesalahan yang pernah ada akan menautkan lagi kemesraan kita berdua. Seorang suami tidak akan memikirkan perempuan lain jika istri mampu menampilkan semua ini dihadapanya. Memberikan kebahagiaan lahir batin, menciptakan suasana segar, serta istri yang menentramkan jiwa. Tak akan pula ada percekcokan, sakit hati atau penyesalan telah mengikat janji berdua dihadapan Allah aza wajalla. Yang ada adalah ungapan sayang, kata-kata mesra, cinta yang selalu berbunga, mudah-mudahan berkah Allah selalu melingkupinya.