1. Semakin Anda memahami lebih banyak tentang dunia di sekitar Anda, semakin bergairah dan penasaran terhadap kenyataan hidup dalam hidup Anda.
2. Gairah adalah salah satu elemen pokok yang meringankan upaya dan mengubah kegiatan-kegiatan yang biasa-biasa saja menjadi suatu pekerjaan yang dapat dinikmati.
3. Semakin besar “Mengapa” Anda akan semakin besar energi yang mendorong Anda untuk meraih sukses.
4. Mimpi tidak hanya membantu Anda berhadapan dengan kegagalan, tetapi mereka juga memotivasi Anda secara konstan.
5. Mimpi masa kini adalah kenyataan hari esok.
6. Anda bisa, jika Anda berpikir bisa, selama akal mengatakan bisa. Batasan apakah sesuatu masuk akal atau tidak, kita lihat saja orang lain, jika orang lain telah melakukannya atau telah mencapai impiannya, maka impian tersebut adalah masuk akal.
7. Menuliskan tujuan akan sangat membantu dalam menjaga alasan melakukan sesuatu.
8. Apakah kita bisa untuk mengemban misi kita? Insya Allah kita bisa, karena Allah Mahatahu, Allah tahu sampai dimana potensi dan kemampuan kita. Jika kita tidak merasa mampu berarti kita belum benar-benar mengoptimalkan potensi kita.
9. Jika target obsesi itu baik, maka memiliki obsesi bukan hanya baik, tetapi harus. Karena motivasi dari sebuah obsesi sangat kuat.
10. Untuk menjadi sukses, Anda harus memutuskan dengan tepat apa yang Anda inginkan, tuliskan dan kemudian buatlah sebuah rencana untuk mencapainya.
11. Bisakah kita meraih sukses yang lebih besar lagi?
12. Merumuskan Visi dan Misi adalah salah satu bentuk dalam mengambil keputusan, bahkan pengambilan keputusan yang cukup fundamental. Visi dan Misi Anda akan menjiwai segala
gerak dan tindakan di masa datang.
13. Jangan takut dengan gagalnya meraih visi, kegagalan meraih visi sebenarnya bukan suatu kegagalan, tetapi merupakan keberhasilan yang Anda tempuh meski tidak sepenuhnya.
14. Visi itulah yang akan menuntun perjalanan hidup Anda.
15. Menciptakan kebiasaan baru adalah salah satu dari kunci sukses. Jika anda ingin sukses Anda harus mulai menciptakan kebiasaan-kebiasaan yang akan membawa Anda kepada kesuksesan.
16. Jika Anda ingin menang— dalam bisnis, karir, pendidikan, olah raga, dsb— maka Anda harus memiliki kebiasaan-kebiasaan seorang pemenang pula.
17. Jika Anda ingin suatu kehidupan yang berbeda, buatlah keputusan yang berbeda juga.
18. Tengoklah kembali perjalanan Anda saat ini, akan menuju kemana? Apakah ke arah yang lebih baik, atau ke arah yang lebih buruk, atau tetap saja seperti saat ini? Tetapkanlah sebuah putusan dan jalanilah menuju konsekuensinya.
19. Potensial pilihan Anda begitu melimpah, keputusan Anda dapat saja merubah hidup Anda secara dramatis dalam waktu singkat.
20. Hanya satu motivasi yang ada, yaitu Allah. Adapun motivasi lainnya harus dalam rangka “karena dan/atau untuk” Allah.
21. Cinta terbesar dan cinta hakiki bagi orang yang beriman ialah cinta kepada Allah. Sehingga cinta kepada Allah-lah yang seharusnya menjadi motivator terbesar dan tidak terbatas.
22. Sukses yang sudah Anda alami di masa lalu akan membantu untuk memotivasi Anda di masa yang akan datang.
23. Jika Allah yang menjadi tujuan, kenapa harus dikalahkan oleh rintangan-rintangan yang kecil di hadapan Allah? Jika mencari nafkah merupakan ibadah, semakin kerja keras kita, insya Allah semakin besar pahala yang akan diberikan oleh Allah. Jika nafkah yang didapat merupakan bekal untuk beribadah, maka semakin banyak nafkah yang didapat, semakin banyak ibadah yang bisa dilakukan.
24. Uang + Ahklaqul Karimah akan menjadi modal yang sangat berharga baik untuk Anda sendiri, maupun untuk kemajuan Umat Islam. Kejarlah keduanya.
25. Jika niat sudah terpancang karena Allah, tidak akan ada halangan yang bisa menghentikan seseorang melakukan sesuatu. Niat karena Allah ialah motivator yang utama dan seharusnya menjadi satu-satunya motivator kita.
26. Jangan sampai kita terlena untuk memenuhi kekayaan duniawi yang sifatnya hanya sementara saja, hingga kita lupa akan tugas kita yang sesungguhnya di dunia ini yaitu mengumpulkan perbekalan untuk menuju kampung akhirat yang kekal. Jadi perkayalah diri Anda baik dengan materi maupun dengan ruhani, dan bagikan kekayaan tersebut kepada orang-orang yang ada disekitar Anda, terutama yang lebih membutuhkan.
27. Ada peluang dan ancaman dibalik harta yang kita miliki.
28. Tindakan kita akan mengacu kepada apa yang ada dalam pikiran kita.
29. Jangan terpaku dengan asumsi dan persepsi sendiri, karena bisa salah. Cobalah mulai membuka pikiran Anda terhadap pikiran orang lain, tentu saja dengan filter nilai-nilai yang Anda anut.
30. Seperti perkelahian orang yang kecil dengan orang yang besar, jika mengadu tenaga atau kekuatan tentu saja si kecil akan kalah, tetapi dengan kecerdikan, si besar bisa dikalahkan.
31. Sudahkah Anda melihat dan meneliti apa yang sudah Anda lakukan dan membuat rencana ke depan agar lebih baik?
32. Proyek besar tidak bisa diselesaikan sekaligus, tetapi harus dibagi-bagi kebagian yang kecil dan dapat dikendalikan.
33. Anda hanya memerlukan rencana yang sederhana dan tetap sederhana, yang penting Anda konsisten menjalankannya.
34. Dua hal yang perlu Anda ketahui sebelum memulai bisnis, pertama ketahuilah bahwa bisnis itu tidak mudah, kedua bekali diri Anda dengan sikap dan keterampilan yang memadai. Tetapi yakinlah bahwa Anda bisa.
35.Rencana adalah jembatan menuju mimpimu, jika tidak membuat rencana berarti tidak memiliki pijakan langkahmu menuju apa yang kamu cita-citakan.
36. Putuskan apa yang Anda inginkan, kemudian tulislah sebuah rencana, maka Anda akan menemukan kehidupan yang lebih mudah dibanding dengan sebelumnya.
37. Rencana memberikan arah langkah Anda.
38. Kunci pengelolaan waktu yang efektif: mengeset prioritas dan konsentrasi pada satu pekerjaan pada satu waktu.
39. Untuk mencapai puncak, Anda harus melalui anak tangga dan terus menerus naik, maka Anda akan mencapai puncak yang Anda inginkan.
40. Jika sukses merupakan akibat, tentu saja ada sebabnya. Jadi langkah pertama jika Anda ingin sukses ialah dengan mengetahui terlebih dahulu sebab-sebab yang membuat orang lain sukses.
41. Apa yang membedakan Anda dengan orang lain yang sukses? Jawabannya karena Anda tidak mengerjakan apa yang orang sukses kerjakan.
42. Segala sesuatu yang kita kejar selalu menuntut bayaran. Hal yang paling umum yang diperlukan saat mengejar cita-cita ialah mengganggu zona nyaman.
43. Suatu saat mungkin Anda merasa dunia ini bau terasi, kemana pun Anda pergi bau terasi selalu tercium. Sebelum Anda memutuskan bahwa dunia ini penuh dengan terasi, periksalah diri Anda mungkin ada terasi pada kumis atau pakaian Anda.
44. Untuk mengubah sikap, ternyata tergantung pada diri Anda sendiri.
45. Menghilangkan sifat dengki pada diri kita akan membantu kita menuju kesuksesan baik dunia maupun akhirat.
46. Dengan disiplin bukan saja kita tidak mendapatkan sangsi, tetapi dengan disiplin kita akan meraih sukses, terhindar (insya Allah) dari kecelakaan, dan disiplin juga adalah ibadah.
47. Bermimpilah, buatlah tujuan dari mimpi Anda, buatlah rencana, lakukan rencana, dan capailah mimpi Anda.
48. Mungkin saja di tempat lain rezeki Anda sudah menunggu.
49. Jika Anda mempunyai misi mulia, jangan takut untuk gagal, bukan hasil yang akan dinilai, tetapi usaha Anda untuk mencapainya.
50. Jika kegagalan menghampiri Anda bukan berarti Anda harus menyerah, tetapi cari jalan lain, kemudian kerjakan lagi. Sekali lagi, jangan cepat menyerah.
51. Menyerah adalah salah satu cara untuk gagal.
52. Jangan lupakan kegagalan, tetapi ambilah hikmahnya.
53. Lupakan kekecewaan, karena harapan dimasa depan masih terbentang luas dan begitu cerah.
54. Jika sudah tidak ada harapan, cobalah jalan yang lain. Masih banyak jalan lain yang bisa membawa Anda menuju kesuksesan.
55.Anda telah mendapatkan sesuatu yang berharga pada kegagalan sebelumnya, sehingga kini Anda telah lebih bijaksana, lebih berpengalaman, dan lebih terampil.
56. Diantara ribuan peluang dan kesempatan, di sana ada kesuksesan, namun dikelilingi dengan kegagalan. Ambil kesempatan dan peluang tersebut, biarkan Anda gagal dalam proses menemukan kesuksesan tersebut.
57. Setiap kegagalan yang Anda buat adalah anak tangga Anda menuju puncak, yaitu sukses. Setiap kegagalan yang Anda temukan, memberikan arah yang jelas menuju sukses.
Kegagalan:
• dapat memberikan kekuatan
• ladang mendapatkan pahala
• dapat menggali potensi Anda
• mengembangkan kreatifitas Anda.
58. Apabila apa yang sudah Anda rencanakan dan Anda mimpikan tidak terwujud dengan sukses, maka langkah yang paling baik Anda ambil adalah bertawakal pada Allah SWT
59. Jadi, berharaplah banyak, tetapi jangan kecewa jika gagal.
60. Kecewa atau tidak, semua tergantung Anda, tergantung bagaimana Anda menyikapi kegagalan. Berharap sedikit hanya akan menghambat Anda mengoptimalkan potensi Anda.
61. Lebih banyak Anda mencoba, akan mendekatkan Anda kepada sukses, meskipun Anda akan mengalami banyak kegagalan.
62. Namun cuma itulah yang kita diperlukan, karena kita sering tidak tahu mana yang akan berhasil.
63. Kebahagian yang didapatkan oleh orang yang menghindari kekecewaan adalah kebahagian yang semu, dia bukan bahagia tetapi hanya tidak kecewa saja.
64. Banyak perusahaan yang dimulai dengan modal besar bangkrut, sebaliknya bisnis dengan modal kecil banyak yang berhasil. Jadi bukan uang yang menentukan keberhasilan Anda!
65. Ubahlah sudut pandang Anda terhadap kegagalan, maka Anda tidak akan kecewa terhadap kegagalan yang Anda alami, setidaknya kekecewaan Anda akan sedikit atau sementara saja.
66. Allah SWT mungkin memberikan ujian berupa kegagalan dan kehilangan kepada kita untuk mengajarkan hikmah kepada kita.
67. Mungkin, kegagalan, masalah, dan lingkungan yang tidak menyenangkan adalah sebagian dari skenario Allah SWT dalam membina diri kita.
68. Jangan hiraukan opini negatif Anda, bentuklah kebiasaan beraksi agresif dan positif terhadap ancaman, masalah, dan kegagalan. Fokuskan diri Anda pada sasaran akhirnya, terlepas apapun yang terjadi saat ini.
69. Jika sikap kita benar, pengalaman mengecewakan akan memberikan hikmah yang membuat kita bahagia.
70. Mari kita sama-sama belajar kepada pengalaman. Bukan saja pengalaman diri kita saja, tetapi kita juga bisa belajar pada pengalaman orang lain. Pengalaman adalah guru yang bijak.
71. Ketekunan dan kesabaran jika digabungkan menjadi modal yang sangat besar untuk meraih sukses.
72. Keberhasilan Anda adalah ditentukan oleh Anda sendiri dan takdir Allah SWT. Bukan oleh orang lain.
73. Ketimbang tersinggung dengan ejekan dan kritikan, akan lebih baik jika kita malah mengambil manfaatnya. Kadang ejekan dari musuh lebih jujur dari pada pujian seorang teman.
74. Para pemenang mangambil tanggung jawab terhadap hidupnya. Mereka tidak pernah menyalahkan orang lain atau pun lingkungan. Mereka tidak suka mencari-cari alasan terhadap kegagalan mereka.
75. Dengan hidup di atas garis, kita tidak akan mandeg dengan alasan kondisi atau apa pun yang terjadi pada diri kita. Hidup kita akan lebih hidup. Kita akan bergairah dan memiliki determinasi yang tinggi dalam mencapai cita-cita kita.
76. Orang yang biasa berdalih tidak akan mengambil pelajaran dari kesalahan dan kegagalan, kerena dia sudah siap untuk berdalih lagi.
77. Tidak akan ada keberhasilan tanpa tindakan. Tidak akan tindakan tanpa keberanian. Jadi tidak akan keberhasilan tanpa keberanian. Sukses sejalan dengan keberanian.
78. Jika wawasan Anda akan semakin luas, Anda akan menemukan jalan-jalan baru untuk meraih sukses. Insya Allah dalam waktu yang tidak lama ketakutan pada diri Anda akan hilang.
79. Jangan takut menambah saingan dengan membina orang lain, rezeki Allah begitu melimpah di bumi ini. Dan Allah telah menetapkan rezeki bagi setiap makhluk-Nya bahkan hewan melata sekalipun.
80. Ketakutan-ketakutan akan membatasi Anda untuk melakukan berbagai hal yang sangat berarti bagi Anda.
81. Mulailah sekarang juga untuk melangkah, menuju tujuan Anda meskipun selangkah demi selangkah tetapi akan membawa Anda ke tujuan, asal arah yang Anda tempuh benar.
82. Mimpi memang sangat perlu untuk memelihara gairah hidup dan kemajuan, tetapi mimpi tanpa disertai tindakan hanyalah seperti pepesan kosong belaka.
83. Aplikasi atau tindakanlah yang membuat orang sukses, tentu saja setelah mimpi yang tinggi dan ilmu yang mencukupi.
84. Bagaimanapun mimpi yang bernilai tinggi otomatis memerlukan pengorbanan yang tinggi pula dan kerja yang terfokus.
85. Diam tidak pasti, bertindak tidak pasti, kalau begitu mendingan kita bertindak.
86. Semakin berkerja keras kita, semakin beruntung kita. Apalagi jika niat kita lurus, tidak ada kerja keras kita yang sia-sia. Allah Mahatahu, sehingga pasti akan tahu apa yang terbaik bagi kita, termasuk mungkin kita harus lebih banyak berusaha.
87. Sedetik waktu terlewat, tidak akan pernah bisa kembali. Maka jangan sia-siakan waktu yang kita miliki.
88. Sesungguhnya waktu adalah hidup, dan hidup sendiri adalah menjalani waktu. Sejauh mana Anda menghargai waktu, berarti sejauh itulah Anda menghargai hidup Anda.
89. Bekerjalah sebaik mungkin, pikirkan berbagai kemungkinan yang terjadi, sehingga jika kemungkinan tersebut datang kita sudah siap. Bisa saja esok akan lebih sulit.
90. Ketidakpastian selalu menyertai kita, jangan lari, percuma. Yang perlu dilakukan ialah gunakanlah kreatifitas Anda untuk mencari solusi-solusi baru dan tetaplah semangat untuk mengaplikasikan solusi-solusi tersebut.
91. Mungkin saja setiap masalah dan tantangan yang kita anggap sulit itu masih ada solusinya, namun belum terpikirkan oleh kita.
92. Hindarilah membatasi diri Anda, pikiran-pikiran Anda, atau mimpi-mimpi Anda, sebab, apa yang kita lakukan atau apa yang kita buat esok hari tidak pernah terpikirkan hari ini.
93. Setiap manusia sudah diberi kemampuan untuk berkreasi.
94. Tidak ada waktu yang lebih baik selain sekarang untuk memulai hidup yang baik. Anda tidak perlu untuk menciptakan ulang kehidupan anda di waktu yang sudah lewat. Mulailah meskipun hanya dengan satu langkah, yang penting anda memulai, jangan ditunda untuk besok.
95. Jika Anda ingin beruntung, persiapkan diri Anda dengan membina sikap Anda dan membekali diri dengan berbagai keterampilan yang memadai.
96. Anak bebek akan bertingkah seperti ayam saat menganggap dirinya ayam. Sebaliknya anak bebek bertingkah laku sebagai mana bebek lainnya saat dia sadar kalau dia itu bebek. Fenomena ini juga berlaku pada manusia, dia akan bertingkah sesuai dengan anggapan pada dirinya sendiri.
97.Sekali kita underestimate terhadap diri sendiri, kita akan rugi, karena potensi kita akan terkungkung oleh batas yang terlalu sempit dibandingkan dengan batas yang sebenarnya.
98. Cacat atau kekurangan lainnya memang akan membatasi kebebasan kita di suatu sisi. Namun kebebasan itu banyak dan bermacam-macam, jika salah satu kebebasan kita terpenjara,
kita masih bisa mencari kebebasan yang lainnya.
99. Jangan menganggap diri kita tidak mampu sebelum mencoba, belajar, dan berlatih.
100. Kita memiliki keunikan masing-masing yang dapat menjadi keunggulan kita masing-masing.
101. Jika Anda belum merasa memiliki keunggulan saat ini, mungkin Anda belum memiliki semangat yang tinggi dan motivasi yang kuat dalam rangka menggali potensi Anda. Untuk meraih keunggulan lebih tinggi kita memerlukan bantuan orang lain.
102. Dalam mengahadapi perubahan dan untuk menjadi manusia unggul ada satu jalan yang tidak boleh tidak harus kita lakukan, yaitu selalu memperbaiki diri terus-menerus.
103. Allah SWT memerintahkan kita untuk mau berpikir tentang penciptaan-Nya yang begitu menakjubkan, rumit, dan kompleks. Namun semua itu telah Allah SWT tundukan untuk kita. Ini sebagai tanda bahwa manusia memiliki kemampuan (dari Allah) untuk menundukan apa yang ada di langit dan di bumi.
104. Mengevaluasi apa yang kita lakukan dan semua pencapaian kita. Apapun hasilnya akan menjadi fondasi kuat untuk kehidupan kita dimasa mendatang yang lebih baik.
105. Lalui kesulitan dan betakwalah, maka kemudahan pun akan datang
'Sesungguhnya agama (yang diridhoi) di sisi Allah hanyalah Islam.
Ag4ma & korups!
Diposting oleh Unknown di 01.00
INDONESIA adalah bangsa religius sekaligus bangsa terkorup di Asia.
Agama iya, korupsi juga iya. Seperti disinggung Albert Hasibuan, Bung
Hatta pernah mengatakan, "Korupsi telah menjadi seni dan bagian dari
budaya Indonesia."
Padahal, seperti kata Samuel Huntington dalam Clash of Civilizations
(1996) dan Lawrence E Harrison dalam Culture Matters (2000), budaya
korupsi adalah penyebab terjadinya kemunduran dan keterbelakangan
suatu masyarakat. "Sebuah bangsa akan hancur ketika moralitasnya
hancur", tegas penyair Arab, Syauqi Beik. Sadar akan kenyataan ini,
kita bertanya-tanya, mengapa beragama tidak berarti tidak korupsi?
Keberagamaan macam apa yang dapat efektif mencegah korupsi?
Secara etimologis, korupsi (korruptie, bahasa Belanda) mengandung arti
kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, penyuapan (riswah,
bahasa Arab), penggelapan, kerakusan, amoralitas, dan segala
penyimpangan dari kesucian. Dalam konteks politik, korupsi berarti
setiap tindakan penyelewengan dan penyalahgunaan wewenang seperti
penyalahgunaan anggaran pembangunan.
Dampak korupsi tidak hanya bersifat ekonomis dan politik seperti high
cost economy dan kerugian negara, tetapi juga bersifat moral dan
budaya, yang menyebabkan bangsa ini sulit keluar dari krisis
multidimensi.
***
SEJAUH terkait dengan nilai dan moralitas, agama-agama memiliki
hubungan dengan korupsi, karena agama-agama selalu bicara dimensi
moral-spiritual. Namun, tidak jelas keterkaitan korupsi dan
keberagamaan. Begitu banyak orang yang dianggap alim dan saleh justru
berbuat korupsi. Rajin sembahyang tidak berkorelasi positif dengan
bersih dari korupsi.
Mengapa demikian? Apakah ini berarti agama gagal dalam mengubah
perilaku penganutnya ataukah penganutnya tidak tepat dalam memaknai
peran agama bagi dirinya?
Mungkin kita terlalu over-estimate terhadap peran agama. Agama sering
dipaksa untuk menjawab segala persoalan (panacea). Padahal, agama juga
sulit terpisahkan dari budaya masyarakat tertentu. Klaim bahwa agama
itu serba melingkup justru sering membawa penafsiran agama yang sempit
dan pemaksaan penafsiran yang jarang menyelesaikan masalah itu
sendiri. Keberagamaan sering justru menjadi bagian dari masalah itu
sendiri yang harus diatasi.
Namun, kita juga tidak perlu under-estimate, seolah-olah agama tidak
mampu mendorong antikorupsi. Bukan agama yang gagal, tetapi tokoh dan
penganut agama itu yang belum memaknai agama secara tepat.
Agama itu sendiri berbeda dengan keberagamaan (religiosity). Kesalehan
individual belum tentu membawa kesalehan sosial dan profesional.
Agama-agama tidak membenarkan kebejatan, ketidakjujuran, dan segala
bentuk amoralitas sosial. Agama-agama mengajarkan moral mulia, budaya
malu, kukuh dalam kebaikan, gaya hidup sederhana, etos kerja tinggi,
serta orientasi pada kemajuan dan prestasi. Agama-agama bertujuan
memperbaiki moralitas manusia.
Sayang, keberagamaan substantif semacam itu masih asing dalam wacana
dan perilaku umat beragama.
***
SALAH satu sebab korupsi adalah pandangan dunia (mind-set) sebagian
masyarakat yang keliru, yang dipengaruhi nilai-nilai agama dan budaya
yang tidak kondusif bagi kehidupan yang bersih. Bagi banyak orang,
agama atau iman lebih sering membelenggu ketimbang membebaskan. Agama
cenderung melangit, tidak membumi, mandul, tidak berdaya, kehilangan
vitalitas, kurang menggerakkan penganutnya untuk aktif membebaskan
diri dari perbuatan jelek, termasuk korupsi.
Penafsiran agama yang harfiah, teks-tual, dan kaku seperti doktrin
takdir bahwa Tuhan menentukan segalanya dan manusia cuma nrimo apa
adanya, membawa keberagamaan yang pasif dan tidak liberatif. Agama
sebatas bersifat formal, padahal pada saat yang sama pembusukan moral
sedang terjadi.
Bagaimana mengobyektifikasi agama sehingga ia berperan positif
terhadap upaya pemberantasan budaya korupsi? Apabila pendekatan
politik dan hukum lebih bersifat represif (meski juga bersifat
preventif) dalam pemberantasan korupsi, maka agama berlaku lebih pada
level preventif. Timbul anggapan, undang-undang antikorupsi dengan
sendirinya akan menjamin penanggulangan korupsi. Padahal, hukum kurang
menyentuh tataran preventif. Siapa yang dapat menjamin, gerak-gerik
seseorang setiap detik diperhatikan aparatur hukum?
Agama, dalam konteks demikian, memosisikan dirinya sebagai bimbingan
dan kontrol transendental (Ilahi). Bahwa penganut agama seharusnya
merasa dikontrol oleh Zat Yang Maha Tahu kapan pun dan di mana pun dia
berada. Selain itu, agama umumnya mengajarkan kehidupan sesudah mati.
Bahwa meski tindakan korupsi yang dilakukan di sini sempat lepas dari
pengawasan manusia, pengadilan di kemudian hari tidak akan
melepaskannya. Keberagamaan yang substantif semacam inilah yang dapat
mencegah penganut agama dari bertindak korupsi.
Sanksi agama umumnya lebih bersifat moral. Ada doktrin, seorang
pembunuh bisa dimaafkan Tuhan bila benar-benar bertobat (kembali
kepada kebaikan). Namun, sanksi manusia tetap harus dilaksanakan, baik
yang bersifat moral maupun hukum. Meski penekanan pada sanksi ternyata
menjadi salah satu sebab kegagalan penanggulangan korupsi, sanksi
moral tetap efektif dalam usaha antikorupsi. Misalnya, di lingkungan
kerja perlu dibudayakan sanksi moral: bahwa siapa saja yang kedapatan
menyuap atau menerima suap harus dikucilkan.
Larangan-larangan moral bahwa korupsi itu pekerjaan setan dan dikutuk
Tuhan harus digencarkan. Pamflet-pamflet antikorupsi harus
disebarluaskan di tempat-tempat kerja dan umum. Slogan-slogan
antikorupsi diperlukan untuk mengingatkan setiap orang ketika berniat
atau mendapat kesempatan bertindak korupsi. Materi-materi misi agama
harus memasukkan isu-isu korupsi dan kiat-kiat keagamaan untuk
menghindarinya. Mengecam korupsi dan melaporkan kasus-kasus korupsi
baik di tingkat instansi maupun di tingkat nasional, akan amat efektif
sebagai sanksi moral bagi pelaku korupsi dan sebagai upaya
discouragement siapa pun yang berniat korupsi.
***
PERAN lain agama adalah membasmi kemiskinan (culture of poverty)
sebagai salah satu sebab korupsi. Gaji kecil, misalnya, lebih mudah
memicu tindak korupsi. Karena itu, tidak heran di dunia ketiga,
tingkat korupsi lebih tinggi dari di negara maju. Meski kaya ternyata
bisa korupsi, bahkan kualitas korupsinya lebih tinggi.
Banyak kasus korupsi di Indonesia yang melibatkan orang kaya dan
public figure. Namun, orang kaya yang berbuat korupsi sebenarnya
mengidap culture of poverty karena tidak kunjung merasa cukup. Karena
itu, agama mengajarkan budaya cukup (culture of adequateness) material
maupun mental spiritual. Kekayaan spiritual dalam wujud moralitas yang
mulia lebih berharga daripada kekayaan material yang diperoleh dan
dinikmati tanpa kemuliaan moralitas.
Kini, korupsi tidak terbatas di lembaga-lembaga "sekuler" saja, tetapi
"merajalela" dan mewabah pula di lembaga-lembaga "agama". Baik pada
partai-partai non-agama maupun partai-partai agama,
institusi-institusi keagamaan, semua bisa menjadi bagian dari budaya
korupsi. Begitu pula, organisasi-organisasi yang mengurus urusan
keagamaan seperti ibadah ritual (perjalanan haji, wakaf, zakat),
pendidikan, dan kegiatan sosial lainnya, tidak steril dari korupsi.
Kemauan politik Presiden Megawati dalam pemberantasan korupsi seperti
diusulkan ahli hukum Albert Hasibuan, amatlah penting, tetapi tidak
memadai. Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan LSM-LSM
seperti Indonesian Corruption Watch, Government Watch, dan Parliament
Watch, harus didukung masyarakat luas, termasuk ormas-ormas keagamaan
seperti NU dan Muhammadiyyah.
Salah satu sebab gagalnya penanggulangan korupsi adalah minimnya
dukungan masyarakat. Tokoh dan lembaga keagamaan tidak merasa menjadi
bagian dari gerakan-gerakan antikorupsi. Para penceramah agama paling
banter menyinggung soal korupsi dalam konteks sekadar menyerang lawan
politik yang dituduh melakukan korupsi (bersifat politis), bukan
mencari akar-akar penyebab korupsi dan bagaimana mengikis korupsi.
***
SALAH satu sebab gagalnya pemberantasan korupsi adalah kurangnya
fungsi pengawasan sesama masyarakat akibat ketidakpedulian. Dengan
adanya hierarki institusi keagamaan gereja dan ulama, tokoh agama yang
di atas melakukan pengawasan tokoh agama yang di bawah, begitu
seterusnya. Pada semua level itu, para tokoh agama mengawasi penganut
masing-masing. Begitu pula sesama penganut agama mengawasi tokoh
agamanya dan sesama penganut. Transparansi dan akuntabilitas tidak
hanya harus ditunjukkan pemerintah, tetapi juga civil society.
Begitu pula, lembaga lintas agama harus menyentuh soal korupsi sebagai
agenda bersama. Farid Esack (1997) telah merintis solidaritas
antaragama demi pembebasan dari ketidakadilan di Afrika Selatan.
Bagi kita, pluralisme juga berarti solidaritas dan kerja sama
memberantas korupsi. Saatnya kita memperkuat komitmen memberantas
korupsi melalui keberagamaan substantif liberatif sebagai modal sosial
kita yang sangat penting.
Agama iya, korupsi juga iya. Seperti disinggung Albert Hasibuan, Bung
Hatta pernah mengatakan, "Korupsi telah menjadi seni dan bagian dari
budaya Indonesia."
Padahal, seperti kata Samuel Huntington dalam Clash of Civilizations
(1996) dan Lawrence E Harrison dalam Culture Matters (2000), budaya
korupsi adalah penyebab terjadinya kemunduran dan keterbelakangan
suatu masyarakat. "Sebuah bangsa akan hancur ketika moralitasnya
hancur", tegas penyair Arab, Syauqi Beik. Sadar akan kenyataan ini,
kita bertanya-tanya, mengapa beragama tidak berarti tidak korupsi?
Keberagamaan macam apa yang dapat efektif mencegah korupsi?
Secara etimologis, korupsi (korruptie, bahasa Belanda) mengandung arti
kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, penyuapan (riswah,
bahasa Arab), penggelapan, kerakusan, amoralitas, dan segala
penyimpangan dari kesucian. Dalam konteks politik, korupsi berarti
setiap tindakan penyelewengan dan penyalahgunaan wewenang seperti
penyalahgunaan anggaran pembangunan.
Dampak korupsi tidak hanya bersifat ekonomis dan politik seperti high
cost economy dan kerugian negara, tetapi juga bersifat moral dan
budaya, yang menyebabkan bangsa ini sulit keluar dari krisis
multidimensi.
***
SEJAUH terkait dengan nilai dan moralitas, agama-agama memiliki
hubungan dengan korupsi, karena agama-agama selalu bicara dimensi
moral-spiritual. Namun, tidak jelas keterkaitan korupsi dan
keberagamaan. Begitu banyak orang yang dianggap alim dan saleh justru
berbuat korupsi. Rajin sembahyang tidak berkorelasi positif dengan
bersih dari korupsi.
Mengapa demikian? Apakah ini berarti agama gagal dalam mengubah
perilaku penganutnya ataukah penganutnya tidak tepat dalam memaknai
peran agama bagi dirinya?
Mungkin kita terlalu over-estimate terhadap peran agama. Agama sering
dipaksa untuk menjawab segala persoalan (panacea). Padahal, agama juga
sulit terpisahkan dari budaya masyarakat tertentu. Klaim bahwa agama
itu serba melingkup justru sering membawa penafsiran agama yang sempit
dan pemaksaan penafsiran yang jarang menyelesaikan masalah itu
sendiri. Keberagamaan sering justru menjadi bagian dari masalah itu
sendiri yang harus diatasi.
Namun, kita juga tidak perlu under-estimate, seolah-olah agama tidak
mampu mendorong antikorupsi. Bukan agama yang gagal, tetapi tokoh dan
penganut agama itu yang belum memaknai agama secara tepat.
Agama itu sendiri berbeda dengan keberagamaan (religiosity). Kesalehan
individual belum tentu membawa kesalehan sosial dan profesional.
Agama-agama tidak membenarkan kebejatan, ketidakjujuran, dan segala
bentuk amoralitas sosial. Agama-agama mengajarkan moral mulia, budaya
malu, kukuh dalam kebaikan, gaya hidup sederhana, etos kerja tinggi,
serta orientasi pada kemajuan dan prestasi. Agama-agama bertujuan
memperbaiki moralitas manusia.
Sayang, keberagamaan substantif semacam itu masih asing dalam wacana
dan perilaku umat beragama.
***
SALAH satu sebab korupsi adalah pandangan dunia (mind-set) sebagian
masyarakat yang keliru, yang dipengaruhi nilai-nilai agama dan budaya
yang tidak kondusif bagi kehidupan yang bersih. Bagi banyak orang,
agama atau iman lebih sering membelenggu ketimbang membebaskan. Agama
cenderung melangit, tidak membumi, mandul, tidak berdaya, kehilangan
vitalitas, kurang menggerakkan penganutnya untuk aktif membebaskan
diri dari perbuatan jelek, termasuk korupsi.
Penafsiran agama yang harfiah, teks-tual, dan kaku seperti doktrin
takdir bahwa Tuhan menentukan segalanya dan manusia cuma nrimo apa
adanya, membawa keberagamaan yang pasif dan tidak liberatif. Agama
sebatas bersifat formal, padahal pada saat yang sama pembusukan moral
sedang terjadi.
Bagaimana mengobyektifikasi agama sehingga ia berperan positif
terhadap upaya pemberantasan budaya korupsi? Apabila pendekatan
politik dan hukum lebih bersifat represif (meski juga bersifat
preventif) dalam pemberantasan korupsi, maka agama berlaku lebih pada
level preventif. Timbul anggapan, undang-undang antikorupsi dengan
sendirinya akan menjamin penanggulangan korupsi. Padahal, hukum kurang
menyentuh tataran preventif. Siapa yang dapat menjamin, gerak-gerik
seseorang setiap detik diperhatikan aparatur hukum?
Agama, dalam konteks demikian, memosisikan dirinya sebagai bimbingan
dan kontrol transendental (Ilahi). Bahwa penganut agama seharusnya
merasa dikontrol oleh Zat Yang Maha Tahu kapan pun dan di mana pun dia
berada. Selain itu, agama umumnya mengajarkan kehidupan sesudah mati.
Bahwa meski tindakan korupsi yang dilakukan di sini sempat lepas dari
pengawasan manusia, pengadilan di kemudian hari tidak akan
melepaskannya. Keberagamaan yang substantif semacam inilah yang dapat
mencegah penganut agama dari bertindak korupsi.
Sanksi agama umumnya lebih bersifat moral. Ada doktrin, seorang
pembunuh bisa dimaafkan Tuhan bila benar-benar bertobat (kembali
kepada kebaikan). Namun, sanksi manusia tetap harus dilaksanakan, baik
yang bersifat moral maupun hukum. Meski penekanan pada sanksi ternyata
menjadi salah satu sebab kegagalan penanggulangan korupsi, sanksi
moral tetap efektif dalam usaha antikorupsi. Misalnya, di lingkungan
kerja perlu dibudayakan sanksi moral: bahwa siapa saja yang kedapatan
menyuap atau menerima suap harus dikucilkan.
Larangan-larangan moral bahwa korupsi itu pekerjaan setan dan dikutuk
Tuhan harus digencarkan. Pamflet-pamflet antikorupsi harus
disebarluaskan di tempat-tempat kerja dan umum. Slogan-slogan
antikorupsi diperlukan untuk mengingatkan setiap orang ketika berniat
atau mendapat kesempatan bertindak korupsi. Materi-materi misi agama
harus memasukkan isu-isu korupsi dan kiat-kiat keagamaan untuk
menghindarinya. Mengecam korupsi dan melaporkan kasus-kasus korupsi
baik di tingkat instansi maupun di tingkat nasional, akan amat efektif
sebagai sanksi moral bagi pelaku korupsi dan sebagai upaya
discouragement siapa pun yang berniat korupsi.
***
PERAN lain agama adalah membasmi kemiskinan (culture of poverty)
sebagai salah satu sebab korupsi. Gaji kecil, misalnya, lebih mudah
memicu tindak korupsi. Karena itu, tidak heran di dunia ketiga,
tingkat korupsi lebih tinggi dari di negara maju. Meski kaya ternyata
bisa korupsi, bahkan kualitas korupsinya lebih tinggi.
Banyak kasus korupsi di Indonesia yang melibatkan orang kaya dan
public figure. Namun, orang kaya yang berbuat korupsi sebenarnya
mengidap culture of poverty karena tidak kunjung merasa cukup. Karena
itu, agama mengajarkan budaya cukup (culture of adequateness) material
maupun mental spiritual. Kekayaan spiritual dalam wujud moralitas yang
mulia lebih berharga daripada kekayaan material yang diperoleh dan
dinikmati tanpa kemuliaan moralitas.
Kini, korupsi tidak terbatas di lembaga-lembaga "sekuler" saja, tetapi
"merajalela" dan mewabah pula di lembaga-lembaga "agama". Baik pada
partai-partai non-agama maupun partai-partai agama,
institusi-institusi keagamaan, semua bisa menjadi bagian dari budaya
korupsi. Begitu pula, organisasi-organisasi yang mengurus urusan
keagamaan seperti ibadah ritual (perjalanan haji, wakaf, zakat),
pendidikan, dan kegiatan sosial lainnya, tidak steril dari korupsi.
Kemauan politik Presiden Megawati dalam pemberantasan korupsi seperti
diusulkan ahli hukum Albert Hasibuan, amatlah penting, tetapi tidak
memadai. Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan LSM-LSM
seperti Indonesian Corruption Watch, Government Watch, dan Parliament
Watch, harus didukung masyarakat luas, termasuk ormas-ormas keagamaan
seperti NU dan Muhammadiyyah.
Salah satu sebab gagalnya penanggulangan korupsi adalah minimnya
dukungan masyarakat. Tokoh dan lembaga keagamaan tidak merasa menjadi
bagian dari gerakan-gerakan antikorupsi. Para penceramah agama paling
banter menyinggung soal korupsi dalam konteks sekadar menyerang lawan
politik yang dituduh melakukan korupsi (bersifat politis), bukan
mencari akar-akar penyebab korupsi dan bagaimana mengikis korupsi.
***
SALAH satu sebab gagalnya pemberantasan korupsi adalah kurangnya
fungsi pengawasan sesama masyarakat akibat ketidakpedulian. Dengan
adanya hierarki institusi keagamaan gereja dan ulama, tokoh agama yang
di atas melakukan pengawasan tokoh agama yang di bawah, begitu
seterusnya. Pada semua level itu, para tokoh agama mengawasi penganut
masing-masing. Begitu pula sesama penganut agama mengawasi tokoh
agamanya dan sesama penganut. Transparansi dan akuntabilitas tidak
hanya harus ditunjukkan pemerintah, tetapi juga civil society.
Begitu pula, lembaga lintas agama harus menyentuh soal korupsi sebagai
agenda bersama. Farid Esack (1997) telah merintis solidaritas
antaragama demi pembebasan dari ketidakadilan di Afrika Selatan.
Bagi kita, pluralisme juga berarti solidaritas dan kerja sama
memberantas korupsi. Saatnya kita memperkuat komitmen memberantas
korupsi melalui keberagamaan substantif liberatif sebagai modal sosial
kita yang sangat penting.
Agar Dia Selalu Cinta
Diposting oleh Unknown di 00.30
eramuslim - “Sayang, I love you!” Hari ini entah sudah untuk yang keberapa kalinya suamiku membisikan kata itu dengan lembut tidak saja langsung bibirnya menempel di telingaku, tetapi juga melalui SMS ketika dia sudah di kantor. Biasanya aku pun langsung membalasnya, I love you too, mas. Terima kasih telah menjadi suamiku.”Aku menyadari, aku memiliki bebrapa kelebihan, tetapi sesungguhnya kekuranganku jauh melebih kelebihan yang aku punya. Aku bukan perempuan yang cantik jelita seperti ratu balqis, bukan pula wanita kaya raya seperti ummahatul mu’minin Khadijah. Walaupun tidak buta, tetapi pemahamanku terhadap Islampun masih perlu perbaikan.Tak banyak yang istimewa yang aku punya, makanya aku sangat bersyukur sekali Allah menghadirkan seseorang yang Allah halalkan tidak saja hatinya tetapi juga fisiknya padaku. Walaupun aku hanyalah perempuan biasa, Allah memberiku seorang laki-laki yang sholeh, baik, rendah hati dan amat sangat sayang padaku.Ibuku pernah berpesan, ada empat perkara yang harus kita perhatikan agar tercipta syurga dunia dalam rumah tangga. Sebagai seorang istri kita memang dituntut untuk memaksimalkan kemamapuan agar indah dipandang mata, sejuk dilihat, tenang ditinggal, membangkitkan gairah, dan menumbuhkan ketaatan suami kepada Allah. Disamping menjadi ibu yang baik dalam mendidik anak-anak kita. Pertama, mampu memberikan kepuasan di tempat tidur. Tempat tidur adalah ruang yang paling privacy antara kita dan suami. Disanalah biasanya suami mengurai keletihan setelah bekerja seharian. Tempat tidur juga merupakan tempat dimana biasanya suami istri menunaikan hajat seksualnya. Untuk itu istri di tuntut untuk menata tempat tidur dengan baik, bersih dan harum. Istri perlu memahami kebutuhan seksual suami, memenuhi ajakan bersetubuh dengan segera, memberikan kepuasan maksimal dalam bersetubuh, jika perlu tidak ada salahnya istri menawarkan diri. Kedua, menciptakan keindahan di dalam rumah, menatanya dengan penuh artistik, serta menjaga harta yang ada di dalamnya. Rumah yang besar belum tentu menciptakan ketenangan dan kedamaian. Perabotan yang banyak lagi mahal tidak juga bisa membuktikan penghuninya adalah pasangan yang berbahagia. Keindahan di sini adalah keindahan yang terpancar dari tangan lembut dan keikhlasan penatanya, yaitu istri yang sholehah, qonaah, tawadhu, dan rendah hati. Ketiga, mendidik dan menjaga anak-anak. Anak-anak adalah amanah, anak-anak adalah investasi, anak-anak merupakan hiburan bagi kita. Anak-anak yang bersih, sehat, cerdas adalah dambaan orang tuanya. Menjadikan anak-anak kita sholeh, cerdas, sehat dan bersih membuktikan keberhasilan kita mendidik mereka. Suami akan bekerja lebih giat untuk mencari nafkah jika melihat anak-anak dalam kondisi seperti ini. Keempat, saling memaafkan. Suami istri berasal dari dua keluarga yang berbeda, kebiasaan yang berbeda, adat-istiadat yang berbeda, sifat yang berbeda. Keduanya bukanlah makhluk yang sempurna yang tak pernah salah. Keduanya sama-sama memiliki kekurangan. Meminta maaf terlebih dahulu jika memiliki salah dan segera memaafkan suami serta tidak mengungkit-ungkit lagi kesalahan yang pernah ada akan menautkan lagi kemesraan kita berdua. Seorang suami tidak akan memikirkan perempuan lain jika istri mampu menampilkan semua ini dihadapanya. Memberikan kebahagiaan lahir batin, menciptakan suasana segar, serta istri yang menentramkan jiwa. Tak akan pula ada percekcokan, sakit hati atau penyesalan telah mengikat janji berdua dihadapan Allah aza wajalla. Yang ada adalah ungapan sayang, kata-kata mesra, cinta yang selalu berbunga, mudah-mudahan berkah Allah selalu melingkupinya.
kunci kejaiban
Diposting oleh Unknown di 00.17
KUNCI KEGAIBAN
Rasullullah bersabda “ Kunci-kunci kegaiban itu ada lima,
tidak ada seorangpun mengetahuinya kecuali Allah;
tidak ada yang mengetahui apa yang dikandung rahim-rahim kecuali allah;
tidak ada yang mengetahui apa yang terjadi esok hari kecuali Allah;
tidak ada yang mengetahui kapan datang hujan kecuali Allah;
tidak ada yang mengetahui dibumi mana ia meninggal kecuali Allah;
dan tidak ada yang mengetahui kapan terjadi kiamat kecuali Allah.
(Shahih Bukhari, dari Ibnu Umar).
Sesungguhnya para nabi tidak mengetahui hal ghaib kecuali apa yang diberi tahukan Allah kepada mereka, sebagai mana Allah memerintah kan Nabi Muhammad mengabarkan kepada umat manusia bahwa beliau tidak mengetahui kegaiban :
Katakanlah, aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak pula aku mengetahui yang ghaib, dan tidak pula aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah , Apakah sama orang yang buta dan orang yang melihat? Maka apakah kamu tidak memikirkannya? ( Al An’am : 50 ).
Lihat juga apa yang diucapkan Nabi Nuh dalam Surat Hud: 31, perintah Allah untuk para Nabi dan Rasul Nya yang lain, lihat Surat Al’Araf:188, dan masih banyak ayat-ayat dan hadis lainnya tentang hal ini.
Kesimpulan : Manusia tidak mengetahui tentang hal-hal yang ghaib.
Rasullullah bersabda “ Kunci-kunci kegaiban itu ada lima,
tidak ada seorangpun mengetahuinya kecuali Allah;
tidak ada yang mengetahui apa yang dikandung rahim-rahim kecuali allah;
tidak ada yang mengetahui apa yang terjadi esok hari kecuali Allah;
tidak ada yang mengetahui kapan datang hujan kecuali Allah;
tidak ada yang mengetahui dibumi mana ia meninggal kecuali Allah;
dan tidak ada yang mengetahui kapan terjadi kiamat kecuali Allah.
(Shahih Bukhari, dari Ibnu Umar).
Sesungguhnya para nabi tidak mengetahui hal ghaib kecuali apa yang diberi tahukan Allah kepada mereka, sebagai mana Allah memerintah kan Nabi Muhammad mengabarkan kepada umat manusia bahwa beliau tidak mengetahui kegaiban :
Katakanlah, aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak pula aku mengetahui yang ghaib, dan tidak pula aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah , Apakah sama orang yang buta dan orang yang melihat? Maka apakah kamu tidak memikirkannya? ( Al An’am : 50 ).
Lihat juga apa yang diucapkan Nabi Nuh dalam Surat Hud: 31, perintah Allah untuk para Nabi dan Rasul Nya yang lain, lihat Surat Al’Araf:188, dan masih banyak ayat-ayat dan hadis lainnya tentang hal ini.
Kesimpulan : Manusia tidak mengetahui tentang hal-hal yang ghaib.
tauhid hidup qu
Diposting oleh Unknown di 00.13
Tujuh tingkatan nafsu menurut para ahli tasawuf yaitu :
- AMARAH :Selalu memerintah pemiliknya kepada keburukan, mengendalikannya dengan zikir :LAILAHAILLALLAH
- LAWAMAH : Penyesalan, zikirkan ALLAH
- MULHAMAH : Mendorong melakukan kebaikan, zikirkan HUW.
- MUTHMA’INNAH : Tenang, zikirkan HAYYU.
- RADHIYAH : Ridha terhadap Allah , zikirkan QAYYUM.
- MARDIYYAH : Di ridhai oleh Allah dan Mahkluk Nya, zikirkan RAHMAN
- KAMILAH : Pengasih, zikirkan RAHMAN_______________________
ZIKIR HARIAN IMAM GHAZALI
1. Senin : La hawla wala quata billahil ‘aliyil ‘azhiim
2. Selasa : Allahuma shali’ala Muhammad allahumma shali’alaihi wassalim
3. Rebo : Astaqfirullahil ‘azhim
4. Kamis : Subhanallahi wa bihamdihi subhanallahil ‘azhim
5. Jum’at : Ya Allah
6. Sabtu : Laa Ilahaillallah (tiap 100 x ditambah Muhammadarrasullah)
7. Minggu : Ya Hayyu ya Qayyuum
_________________Masing-masing zikir diatas dibaca 1000 x tiap hari_________
Blog archive
Diberdayakan oleh Blogger.
Entri Populer
-
ndah, adalah suatu pernyataan relatif. Artinya tidak semua orang berpendapat sama tentang keindahan sesuatu hal. Ada poin-poin pribadi ya...
-
1. Semakin Anda memahami lebih banyak tentang dunia di sekitar Anda, semakin bergairah dan penasaran terhadap kenyataan hidup dalam hidup An...
-
Robin Longstride atau lebih tenar dikenal dengan nama Robin Hood adalah seorang tokoh legendaris yang berhasil ditanamkan kepada publik se...
-
INDONESIA adalah bangsa religius sekaligus bangsa terkorup di Asia. Agama iya, korupsi juga iya. Seperti disinggung Albert Hasibuan, Bu...
-
Kerohanian HMJ mengucapkan selamat menyambut ramadhan 1433 H. Mohon maaf lah...
-
Tujuh tingkatan nafsu menurut para ahli tasawuf yaitu : AMARAH :Selalu memerintah pemiliknya kepada keburukan, me...
-
KUNCI KEGAIBAN Rasullullah bersabda “ Kunci-kunci kegaiban itu ada lima, tidak ada seorangpun mengetahuinya kecuali Allah; tidak ad...
-
Adab Berpuasa Puasa memiliki adab-adab yang yang harus ditunaikan oleh siapa saja yang sedang menjalankannya. Di antara adab berpu...
-
eramuslim - “Sayang, I love you!” Hari ini entah sudah untuk yang keberapa kalinya suamiku membisikan kata itu dengan lembut tidak saja lang...
Pengikut
Mengenai Saya
Blogroll
Blogger templates
Blogger news
Powered by WordPress
©
Islam itu indah - Designed by Matt, Blogger templates by Blog and Web.
Powered by Blogger.
Powered by Blogger.